Program Ini Kerek Produktivitas Sapi Banyuwangi
Program yang digeber sejak 2021 ini berhasil meningkatkan produktivitas sapi di Banyuwangi.
Program SMS Pisan, kepanjangan dari Sapi Manak Setahun Pisan (sapi beranak setahun sekali) terus digalakkan Pemkab Banyuwangi.
Program Ini Kerek Produktivitas Sapi di Banyuwangi
Program SMS Pisan, kepanjangan dari Sapi Manak Setahun Pisan (sapi beranak setahun sekali) terus digalakkan Pemkab Banyuwangi. Program yang digeber sejak 2021 ini berhasil meningkatkan produktivitas sapi di Banyuwangi.Lewat program ini, Dinas Pertanian dan Pangan melakukan treatment kepada indukan sapi yang mengalami gangguan reproduksi sehingga mereka dapat bereproduksi secara maksimal, yaitu satu tahun sekali.
“Pogram SMS Pisan ini ternyata cukup ekfektif. Sapi yang sebelumnya kesulitan untuk reproduksi, dengan program ini bisa bereproduksi bahkan bisa setahun sekali," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat mengunjungi kelompok ternak Barokah Rojo Joyo, di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), Rabu (4/10).
Dengan program tersebut, produktivitas ribuan sapi di Banyuwangi mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya lahir sekitar 28.000 ekor per tahun, kini mencapai 30.000 per tahun.
"Ini membuat populasi sapi di Banyuwangi bisa semakin meningkat, ujungnya tentu meningkatkan kesejahteraan kawan-kawan peternak,” tambah Ipuk.
Banyuwangi telah dikenal merupakan salah satu sentra sapi pedaging. Dengan program SMS Pisan ini, saat ini total populasi sapi di Banyuwangi capai 146.000 ekor.
Dalam program ini tim dari Dinas Pertanian dan Pangan melakukan pendampingan terhadap peternak yang sapi-sapinya bermasalah dalam reproduksi.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dispertan, drh. Nanang Sugiharto mengatakan, tim tersebut memberikan treatment seperti suntik hormonal, pemberian vitamin dan obatan-obatan, mineral, dan treatment lainnya secara gratis.
-
Bagaimana BBIB Singosari meningkatkan populasi sapi? Kementan melalui BBIB Singosari senantiasa berupaya meningkatkan populasi sapi melalui optimalisasi reproduksi inseminasi buatan secara masif dari tahun ke tahun.
-
Apa program pengentasan kemiskinan Banyuwangi? 'Saat ini, Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan yang ada. Meskipun sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,' ungkap Bupati Ipuk.
-
Apa yang menjadi program prioritas Banyuwangi? Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Banyuwangi sendiri mencanangkan delapan program prioritas. Mulai dari pengentasan kemiskinan, perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, dan peningkatan ekosistem produktif pelaku pariwisata, UMKM, dan pertanian. Selain itu, juga penguatan modal sosial, pengelolaan lingkungan hidup, tranformasi digital layanan publik, dan pembangunan infrastruktur penunjang Kawasan Ekonomi Strategis (KES).
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
-
Bagaimana Banyuwangi mengurangi kemiskinan? Program yang sifatnya mengurangi beban pengeluaran, antara lain jaminan kesehatan masyarakat miskin hingga program Rantang Kasih berupa pemberian makanan bagi lansia miskin sebatang kara. Program lainnya ada yang sifatnya untuk meningkatkan pendapatan lewat pemberdayaan warga.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong UMKM? Ipuk menyampaikan, Pemkab Banyuwangi terus mengupayakan pelibatan pelaku usaha UMKM dalam pembangunan daerah, salah satunya adalah dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi UMKM untuk terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
Program tersebut disambut positif oleh para peternak. Salah satunya, Moh. Solikin yang mengaku fertilitas sapinya meningkat setelah mendapatkan treatment.
Sebelumnya, sapi milik Solikin hingga usia 5 tahun belum pernah bunting. Padahal sudah dikawinkan sebanyak 11 kali.
"Dulu sapi saya gak bisa bunting. Alhamdulillah dua tahun diobati, sudah bunting dua kali," kata Solikin.