Ada Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Kementan Siapkan Strategi Swasembada Daging dan Susu Sapi
Kementan telah menyiapkan strategi menghitung kebutuhan indukan sapi yang dibutuhkan untuk merealisasikan swasembada daging.
Kementerian Pertanian (Kementan) menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan mempercepat Kementerian Pertanian mencapai swasembada susu sapi. Mengingat susu menjadi salah satu komponen yang ada di dalam program besutan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Untuk itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan seluruh langkah perlu dipersiapkan secara matang agar nantinya lumbung pangan dan makan bergizi gratis berjalan sesuai rencana.
"Ini harus siap dari sekarang sudah dibahas, poinnya, kapan ada, kalau belum ada bagaimana, kalau kurang seperti. Jadi detailnya mulai dari sekarang," kata Sudaryono seperti dilansir dari Antara, Selasa (6/8).
Saat ini, Kementan telah menyiapkan strategi menghitung kebutuhan indukan sapi yang dibutuhkan untuk merealisasikan swasembada daging. Hal ini sebagai upaya mewujudkan target Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.
Butuh 1,2 Juta Indukan Sapi untuk Mencapai Swasembada
Sudaryono mengatakan kebutuhan indukan sapi dalam negeri mencapai 1,2 juta ekor, baik itu jenis sapi pedaging maupun sapi perah.
"Kalau sapi perah 600 ribu ekor, sisanya 600 ribu. Jadi 1,2 juta ekor kalau betul-betul ingin maksimal dan siap semua," kata Sudaryono.
Dia menyatakan jumlah kebutuhan untuk mendatangkan sapi indukan, akan disinkronkan dengan upaya pemerintah menekan secara perlahan daging sapi impor yang masuk ke Indonesia.
Kendati demikian, Sudaryono menyatakan kebijakan mendatangkan indukan sapi pedaging dan perah membutuhkan beragam kesiapan. Mulai dari menyiapkan lahan, infrastruktur jalan dan pelabuhan, serta kesiapan tata niaganya.
Sudaryono menambahkan untuk sisi teknologi sudah dipersiapkan secara matang. Termasuk soal inseminasi buatan di Malang dan Lembang, Jawa Barat yang tak mengalami kendala apa pun.
"Kalau ingin bagus dibagi betul sperma itu yang untuk lahir jantan dan betina, kromosom XY dan XX-nya ini sudah berhasil kami sudah ada teknologinya. Kalau bisa dilaksanakan enak, lahir sebanyak mungkin indukan jadi sebisa mungkin yang lahir betina," kata Sudaryono.