Penjelasan Dandim Jaksel yang Disebut Berdebat dengan Gatot Nurmantyo di TMP Kalibata
Berdasarkan sebuah video di media sosial, acara tabur bunga tersebut sempat terjadi kericuhan. Karena, tiba-tiba saja ada massa atau kelompok demonstrasi lain yang datang ke lokasi tersebut.
Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (PPKN) menggelar acara tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Berdasarkan sebuah video di media sosial, acara tabur bunga tersebut sempat terjadi kericuhan. Karena, tiba-tiba saja ada massa atau kelompok demonstrasi lain yang datang ke lokasi tersebut.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
"Chaos (keos), chaos, chaos," kata salah seorang dalam video tersebut.
Dalam unggahan video JI TV di akun youtubenya, massa tersebut mengatasnamakan sebagai aliansi mahasiswa yang mana massa tersebut masih berusia remaja.
Selain itu, sejumlah organisasi seperti FKPPI, Pengacara dan Jawar Bela Umat serta Bang Japar dan beberapa Ormas lainnya yang mengawal acara tabur bunga itu merasa tersinggung dengan isi dari orasi sekelompok orang tersebut.
Mereka pun menganggap jika demonstran tersebut merupakan massa aksi bayaran yang datang hanya untuk melakukan provokasi saja.
Ternyata, tak hanya terjadi kericuhan antara Ormas yang mengawal acara tersebut dengan sekelompok massa yang datang itu. Tapi juga sempat terjadi perdebatan antara Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dengan Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana.
Perdebatan antara keduanya tersebut terjadi ketika rombongan dari para peserta tabur bunga ini ingin masuk ke area dalam pemakaman ingin melakukan penyekaran terhadap sejumlah makam pahlawan.
Menanggapi hal tersebut, Dandim Jakarta Selatan Kolonel Inf Ucu Yustiana membantah jika dirinya sempat berdebat dengan Gatot. Saat itu, ia hanya mengingatkan terhadap para rombongan agar tetap mengikuti protokol kesehatan yang sudah ada.
"Sebenarnya bukan berdebat, saya cuma mengingatkan untuk protokol kesehatan selama PSBB di Jakarta, terutama pembatasan jumlah orang untuk melaksanakan kegiatan ziarah dan beliau menerima penjelasan saya," kata Ucu Yustiana saat dikonfirmasi merdeka.com, Jakarta, Rabu (30/9).
Ia menyebut, saat itu ada ratusan massa yang hadir untuk melakukan penyekaran di TMP, Kalibata. Acara itu sendiri dilaksanakan sekitar pukul 15.00 Wib.
"Kalau acara tadi sekitar 150 orang yang hadir. Kalau enggak salah menjelang waktu Ashar sekitar jam 15.00 Wib, enggak lama acara ziarah hanya 15 menit," sebutnya.
Tak Ada Bentrokan
Ia menjelaskan, meski sempat terjadi kericuhan. Namun, tidak sampai menimbulkan bentrokan antara Ormas yang mengawal acara tersebut dengan sekelompok orang tersebut.
"Enggak ada bentrok, karena kayaknya masa yang berorasi langsung kabur. Cuma karena ada angkot yang mogok, jadi macet," jelasnya.
Meski begitu, ia tak menjelaskan secara rinci terkait awal mulanya sempat terjadi kericuhan pada sore tadi. "Saya kurang tahu persis kalau kejadiannya, tadi saya posisi di dalam kompleks," ucapnya.
Meski sempat terjadi kericuhan, ia mengaku tak ada massa yang diamankan massa oleh anggotanya tersebut. Acara ini sendiri juga dilakukan penjagaan oleh Polri, Satpol PP dan stakeholder lainnya.
"Tidak ada yang diamankan kalau sama TNI. Untuk pengamanan, Satgas Covid selain TNI-Polri ditambah dengan Satpol PP Kota Jakarta Selatan," ungkapnya.
Senada dengan Ucu Yustiana, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono menjelaskan, tidak ada bentrokan antara ormas pengawal acara tabur bunga dengan sekelompok orang dalam acara tersebut.
"Enggak ada bentrok, untuk mencegah bentrokan pasukan pengamanan gabungan TNI dan Polri membubarkan kelompok yang datang," jelas Budi.
Meski begitu, ia mengakui jika adanya sekolompok massa yang tiba-tiba saja datang dalam acara tersebut dan langsung melakukan orasi.
"Tadi ada acara tabur bunga dari purnawirawan dan pada saat sudah selesai dan mau pulang ada kelompok yang datang orasi," ujarnya.
Meski sempat terjadi kericuhan, beruntung tidak sampai terjadi bentrokan dalam acara tersebut. Karena, para purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga langsung membubarkan diri.
"Purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga kembali ke kediaman masing-masing," tutupnya.
(mdk/ded)