Penjelasan Kabekraf tentang slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'
Triawan mengatakan, penggunaan kata saya disesuaikan dengan kata-kata dalam lagu nasional yang berbunyi 'Garuda Pancasila akulah pendukungmu'.
Slogan 'Saya Indonesia Saya Pancasila' dikritik oleh sejumlah pihak karena dianggap keliru tak memakai kata 'kami'. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan alasan pemilihan 'saya' daripada kami.
Triawan mengatakan, penggunaan kata saya disesuaikan dengan kata-kata dalam lagu nasional yang berbunyi 'Garuda Pancasila akulah pendukungmu'.
"Lagunya kan gini, 'Garuda Pancasila, kamilah pendukungmu' enggak begitu kan? Aku kan? Harus dari diri, dari dalam. Lagu Indonesia Raya juga gitu kan, 'Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku' bukan tanah kita," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6).
Lewat penggunaan kata 'saya' tersebut, Triawan mengharapkan, setiap orang memiliki komitmen Pancasila sebagai Dasar Negara dalam dirinya. Pemahaman tentang Pancasila, dia menambahkan, juga harus dimulai dari diri masing-masing terlebih dahulu.
Dia menjelaskan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila (1/6) lalu juga tak menggunakan kata 'kami'.
"Makanya kita sebut dalam teks yang saya buat untuk Presiden, 'ada di aliran darahku, ada di detak jantungku'," jelasnya.
"Karena, Pancasila itu pribadi. Baru kalau pribadinya sudah begitu semua, jadi 'kami' kan? Biasanya, kalau hanya 'kami', nanti ngumpet kita di balik orang lain."
Ayah Penyanyi Sherina Munaf ini menambahkan, slogan tersebut juga sengaja dibuat ringkas dan dianggap olehnya menarik bagi anak muda di tanah air. Dia mengaku masyarakat juga merespons dengan baik slogan tersebut apalagi saat Hari Lahir Pancasila dan Pekan Pancasila yang dimulai sejak 29 Mei sampai 4 Juni 2017 tersebut.
"(Ada yang bilang) kenapa enggak 'Saya Orang Indonesia, Saya adalah Pancasila' enggak gitu. Karena itu adalah slogan yang harus kita ciptakan. Kalau slogan itu harus ringkas, menarik dan catchy untuk anak muda. Buktinya responsnya luar biasa," tukasnya.
Salah satu yang mengkritik slogan tersebut yaitu Gubernur terpilih Anies Baswedan yang menurutnya kurang tepat dalam pemilihan kata 'saya'.
"Spiritnya bagus, tapi secara tata bahasa kurang tepat. 'Kita Indonesia Kita Pancasila' lebih tepat," kata Anies dalam sambutannya dalam acara KAHMI di kediaman Akbar Tanjung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (3/6).
Menurut Anies, kata 'saya' terkesan tak merangkul satu sama lain. Sebab itu, dia menyebutkan kata 'kita' dirasa lebih tepat digunakan dalam slogan tersebut.
"Kalau pakai kata saya, akan timbul pertanyaan, lalu Anda siapa? Kalau 'kita', cenderung bersama-sama dan saling merangkul," katanya.