Sejarah Pancasila: Ini Tokoh-tokoh yang Terlibat di Dalam Perumusannya
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, maka dalam perumusannya melibatkan orang banyak.
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, maka dalam perumusannya melibatkan orang banyak.
Namun, hanya ada tiga tokoh yang kerap kali disebut-sebut sebagai tokoh yang mengusulkan rancangan dasar negara, yakni Mohammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pancasila akhirnya dapat disahkan pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang tersebut disetujui juga bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
-
Siapa saja yang mengusulkan Pancasila? Soekarno merupakan salah satu tokoh penggagas lahirnya ideologi Bangsa Indonesia, Pancasila. Ia mengusulkan Pancasila bersama dengan Muhammad Yamin dan Soepomo.
-
Siapa yang mengusulkan konsep Pancasila? Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Bung Karno (Soekarno), Presiden pertama Indonesia, dalam pidatonya pada 1 Juni 1945.
-
Siapa yang ngenalin istilah Pancasila? Pada kesempatan itu, istilah Pancasila juga diperkenalkan oleh Soekarno.
-
Bagaimana Pancasila dirumuskan? Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta mencakup lima prinsip berikut: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
-
Siapa yang menetapkan Hari Lahir Pancasila? Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni secara resmi ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016 melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Pada awal tahun 1945, posisi Jepang yang semakin terdesak oleh Sekutu mendorong pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pembentukan BPUPKI ini bertujuan untuk menarik simpatik rakyat Indonesia agar tidak melawan dan turut membantu Jepang dalam menghadapi Sekutu.
Tugas utama BPUPKI adalah menyelidiki hal-hal penting yang berkaitan dengan persiapan pembentukan negara Indonesia yang merdeka, dan pada sidang pertamanya berfokus membahas bentuk dasar negara Indonesia.
Lima Prinsip
Sidang Pertama BPUPKI yang berlangsung di Gedung Chuo Sangi In (kini Gedung Pancasila atau Gedung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
Sebenarnya tidak hanya tiga tokoh yang terlibat dalam lahirnya Pancasila. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada 32 anggota yang menyampaikan pidato pada sidang pertama.
Sedangkan, A.G. Pringgodigdo menyebutkan ada 38 tokoh yang berpidato pada sidang pertama, yaitu 11 orang pada 29 Mei, 9 orang pada 30 Mei, 14 orang pada 31 Mei, dan 4 orang pada 1 Juni.
Namun, dari banyaknya para tokoh yang berpidato guna mencoba merumuskan dasar negara merdeka hanya tiga usulan yang ditampung sebagai bahan pertimbangan rumusan dasar negara.
Pidato tiga tokoh tersebut yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno. Pertama, Mohammad Yamin yang berpidato pada 29 Mei mengusulkan lima prinsip sebagai dasar negara.
Yaitu:
- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Kesejahteraan Rakyat
Sifat Khas Masyarakat
Mengutip dari Kisah Pancasila yang disusun oleh Panitia Peringatan Hari Lahir Pancasila Kemendikbud, lima prinsip yang diajukan oleh Yamin bukanlah Pancasila.
Meskipun terdapat rumusan yang serupa dengan Pancasila, gagasan utama Pancasila tidak berkembang dalam penjelasannya. Ia tidak membahas mengenai Persatuan Indonesia, serta tidak menguraikan dengan cukup tentang Keadilan Sosial.
Pandangannya mengenai dasar negara masih tercampur dengan pandangannya tentang bentuk negara, wilayah negara, dan warga negara.
Kedua, Soepomo yang giliran berpidato untuk menyampaikan pikirannya tentang dasar negara pada 31 Mei. Inti dari pidatonya adalah bahwa dasar negara Indonesia seharusnya disusun berdasarkan sifat khas masyarakat Indonesia, yaitu mengutamakan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Soepomo menentang keras nilai-nilai Barat seperti individualisme, persaingan, dan konflik. Namun, dari pidatonya tersebut ia hanya dapat menjelaskan keinginan dasar negaranya tanpa berhasil merumuskan dasar negara yang sepenuhnya dapat memayungi keberagaman praktik kehidupan masyarakat Indonesia.
Pidato Sukarno
Ketiga, Sukarno yang berpidato pada hari terakhir sidang, yakni 1 Juni. Dalam pidatonya ini terdapat lima dasar negara yang diusulkan, yaitu:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan Perikemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Kelima dasar negara Indonesia merdeka ini dinamai Pancasila oleh Bung Karno. Dari pidato usulan dasar negara Sukarno lah yang dipilih sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Setelah sebelumnya lima asas ini diperbaiki agar lebih mewakili seluruh rakyat Indonesia, seperti Pancasila yang kita kenal sekarang. Pidato Sukarno kemudian dikenal sebagai momen lahirnya Pancasila.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti