'Penumpang AirAsia bisa diselamatkan asal segera ditemukan'
Dugaan penumpang AirAsia masih hidup saat ini, dengan asumsi, oksigen pesawat masih bisa bertahan selama satu minggu.
Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, Bambang Harjo, berkeyakinan penumpang AirAsia QZ 8501 yang mengalami lost contact Minggu pagi kemarin (28/12), masih selamat, asal pencarian dilakukan secara maksimal, sehingga bisa cepat ditemukan.
Hal itu dikatakan Bambang yang membidangi perlindungan konsumen di Komisi VI DPR itu, saat berada di Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo, Senin (29/12). Bambang mengungkap dugaan penumpang AirAsia masih hidup saat ini, dengan asumsi, oksigen pesawat masih bisa bertahan selama satu minggu dan memiliki fasilitas pelampung untuk penumpang.
Namun, jika tidak cepat ditemukan, bukan tidak mungkin, sesuatu yang tidak diinginkan bakal terjadi. Terlebih lagi, lokasi yang diperkirakan hilangnya pesawat berada di Laut Jawa yang tidak terlalu dalam.
"Untuk itu, harus segera ditemukan. Saya ini berbicara atas nama masyarakat di dapil saya, yaitu Dapil I Jawa Timur, Surabaya-Sidoarjo. Saya ingin mengimbau pada pemerintah untuk melakukan usaha secara maksimal. Ini untuk kepentingan masyarakat yang menggunakan transportasi AirAsia," ungkap Bambang.
Untuk itu, pemilik perusahaan kapal PT Darmala Lautan Utama (DLU) ini berharap, pemerintah melibatkan 2/3 dari 14 armada kapal di Indonesia, yang biasa melintasi wilayah yang diduga sebagai lokasi hilangnya pesawat. "Jadi saya mengimbau kepada pemerintah, jangan pernah menghentikan pencarian dengan dalih cuaca buruk atau sudah malam," lanjut dia.
Tim Basarnas dan pihak terkait, masih kata dia, harus siap melakukan pencarian dalam keadaan situasi apapun. "Ibaratnya perang. Kalau takut mati ditembak, ya jangan berperang. Jadi pencarian harus tetap dilakukan dalam kondisi apa-pun, AirAsia harus segera ditemukan oleh Basarnas. Mumpung saat ini situasi ombak tidak terlalu tinggi dan pencarian bisa dilakukan maksimal. Lebih bagus kalau penumpangnya masih ditemukan selamat."
Dia juga berharap, Basarnas melibatkan seluruh armada kemaritiman yang ada. Sebab, armada laut di Indonesia memiliki peralatan yang lebih bagus dari kapal-kapal Basarnas yang hanya berbahan fiber.
Tak hanya itu, pusat informasi Posko Crisis Centre, juga harusnya ada di Surabaya, bukan di pusat. Karena seluruh penumpang mayoritas ada di Sidoarjo dan Surabaya, serta wilayah-wilayah lain di Jawa Timur.
"Juga harus disediakan screen ukuran besar untuk keluarga korban agar bisa memantau perkembangan informasi seputar pencarian pesawat. Ini agar informasi bisa diketahui secara langsung," ucapnya.