Penunjukan BG dinilai bakal timbulkan perpecahan di internal BIN
Selama berdinas di Kepolisian, Komjen Budi Gunawan belum pernah di bidang intelijen.
Presiden Jokowi sudah mengajukan calon kepala Badan Intelijen Negara (BIN) baru, Komjen Pol Budi Gunawan. Jenderal polisi bintang tiga itu akan menggantikan Sutiyoso.
Peneliti Intelijen Universitas Indonesia, Ridlwan Habib menilai penunjukan Komjen Pol Budi Gunawan akan menimbulkan perpecahan internal.
"Kepala BIN adalah mata dan telinga presiden, kalau pak BG yang ditunjuk, seyogyanya anggota BIN mendukung," ujar Ridlwan dalam keterangannya kepada merdeka.com, Jumat (2/9).
Alumni S2 Kajian Intelijen UI itu menyebut, Komjen Pol Budi Gunawan belum mempunyai latar belakang intelijen yang formal. Sebab, selama berdinas, Komjen Budi Gunawan memang belum pernah di bidang intelijen.
"Bagi sebagian kalangan di dalam, ini agak membingungkan. Tapi, bagaimanapun ini kan sudah pilihan presiden," kata Ridlwan.
Sementara soal isu transparansi yang sering dilekatkan ke Komjen Budi Gunawan, menurut Ridlwan, sudah selesai. "BG tidak mempunyai kasus hukum lagi," ujarnya.
Yang terpenting, kata Ridlwan, BG harus bisa mensolidkan BIN. Termasuk mendekatkan BIN ke masyarakat.
"Informasi di era digital sangat dinamis. Perlu ada pendekatan baru BIN ke masyarakat," ujarnya.
Koordinator lembaga The Indonesia Intelligence Institute itu memprediksi, pencalonan BG di DPR akan mulus.
"Saya kira semua fraksi akan aklamasi mendukung," katanya.
Menurutnya, Komjen Budi Gunawan mempunyai kelebihan pintar merangkul semua kalangan. "Ini bisa membantu tugas tugasnya di masa depan," kata Ridlwan.