Perbanyak Gagasan Moderat buat Lindungi Generasi Muda dari Paham Radikal Intoleran
Ini menjadi tugas semua pihak memaksimalkan fungsi edukasi untuk terus memberikan wawasan kepada para generasi milenial.
Pendidikan dan sosialisasi kepada anak muda sangat penting agar mereka tidak mudah terpengaruh pandangan ekstrem berbasis kekerasan. Ini menjadi tugas semua pihak memaksimalkan fungsi edukasi untuk terus memberikan wawasan kepada para generasi milenial.
Rektor Institut Agama Islam Sahid, Muhammad Imdadun Rahmat mengatakan, masukan yang benar tentunya sangat dibutuhkan agar pandangan moderat, bervisi masa depan terus dikumandangkan agar bisa masuk dan menyebar seluas-luasnya ke kalangan milenial. Ia menyebut tantangannya adalah bagaimana pesan ini bisa menjangkau mereka.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa yang menjadi masalah utama yang dihadapi warga Jakarta saat ini? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.
"Pertama, tentu media sosial itu menjadi sarana sangat krusial dan menjadi sarana sangat strategis untuk menjadi channel penyalur gagasan-gagasan keagamaan moderat bisa tersampaikan," ujar Rahmat dalam keterangannya, Jumat (16/4).
Lalu kedua, lanjut Direktur Said Agil Sira'j (SAS) Institute itu, yakni dalam menyampaikannya harus ada aspek memagari agar milenial tidak menjadi korban. Dengan cara mempersempit ruang gerak dari konten-konten yang sengaja disebarkan oleh para aktor-aktor kelompok radikal kekerasan maupun kelompok teroris yang menjangkau ke anak muda.
"Tentunya memang perlu disesuaikan dengan target grupnya. Nah ini tentunya menjadi tantangan tersendiri buat kaum akademisi dan juga bagi para tokoh-tokoh agama untuk membahasakan gagasan-gagasan ini yang mudah dicerna oleh kaum milenial," tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan survei berbagai lembaga penelitian, anak milenial ini sudah jauh termakan gagasan-gagasan demikian yang jumlahnya cukup signifikan.
"Nah tentunya ini perlu kita pagari. Perlu kita mencari cara yang tepat untuk menghindarkan mereka dari sebaran virus-virus radikalisme ini," ujarnya.
Level pertama, menurut Rahmat, perlunya membuat konten yang terkait dengan pesan-pesan umum seperti pentingnya hidup bersama, pentingnya menjaga kehidupan damai sesama umat manusia.
"Yang mana ini penting dilakukan secara simultan, dari level yang paling bawah untuk milenial atau yang baru kenal atau baru mau belajar agama untuk mendapatkan pesan-pesan sederhana, pesan-pesan singkat dan pendek seperti dengan penyebaran flyer-flyer atau video-video pendek," ucapnya.
Lalu langkah level kedua, menurut mantan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) itu, berharap adanya konten-konten yang lebih berat. Yaitu penjelasan mengenai dalil-dalil dalam kitab suci yang bisa memberikan peneguhan dan pembenaran bahwa paham keagamaan yang moderat adalah yang benar.
"Konten-konten ini lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan konten pertama tadi. Dalam hal ini memang peran para ustaz, tokoh agama, intelektual menyediakan konten-konten yang berisi argumen, hujjah dan dalil-dalilnya. Jadi sudah harus menghadirkan dalil-dalilnya yang memberikan landasan bagi kebenaran Islam moderat itu," jelasnya.
Lalu langkah untuk level yang lebih tinggi atau ketiga, yaitu kerja para intelektual berupa penerbitan buku mengupas pentingnya moderasi agama dari berbagai tinjauan, baik dari sisi sosial, psikologi, ekonomi, politik, kebudayaan dari tentunya juga dari sisi peradaban Islam. Karena peradaban kebudayaan dan peradaban Islam itu hanya bisa dibangun dengan pendekatan keagamaan yang wasathiyah dan moderat.
Oleh karena itu, Imdadun pun jutga mengingatkan pentingnya influencer yang bisa masuk untuk menarik anak generasi milenial. Di mana diperlukan narasumber tokoh-tokoh muda, ustaz muda, kiai muda yang bisa untuk lebih diterima kalangan milenial.
Selain itu, ia juga menyebut pentingnya peran orang orangtua atau wali murid untuk mengamati anaknya karena bisa problem nantinya bila tidak diawasi dengan benar. Sehingga, menurutnya, orangtua mesti paham juga tentang keagamaan.
"Ini penting sebagai pengetahuan untuk membuat pembeda terhadap mana pemahaman keagamaan yang sehat dengan yang melenceng seperti radikal, intoleran, ektrimisme kekerasan," tandasnya.
Baca juga:
Bupati Kediri Berencana Buat Program untuk PAUD Terkait Bahaya Radikalisme
Imparsial Dukung Perpres Penanggulangan Ekstremisme, Tapi Sasaran Harus Diperjelas
Terduga Teroris FA Bukan Pengurus Muhammadiyah, Tapi Jamaah Islamiyah
Gaet Pemuka Agama, Begini Cara Garut Cegah Radikalisme
Polri Diminta Tindak Tegas Penyebar Konten Radikal di Media Sosial
Khawatir Radikalisme, DPR Dorong Menag Masukkan Kurikulum Moral Pancasila ke Madrasah