'Perbedaan Harusnya Memberikan Warna Dalam Demokrasi'
Penting bagi masyarakat untuk terus diberikan wawasan kebangsaan sehingga bisa lebih menghargai keberagaman di Tanah Air.
Perbedaan pendapat serta pilihan politik seharusnya tidak menciptakan permusuhan. Penting bagi masyarakat untuk terus diberikan wawasan kebangsaan sehingga bisa lebih menghargai keberagaman di Tanah Air.
"Justru perbedaan ini harusnya memberikan warna dalam demokrasi kita. Dan sudah ada aturan dan tempatnya untuk menyalurkan perbedaan-perbedaan itu. Jadi tinggal bagaimana masyarakat dan para tokoh ini menyikapi hal tersebut," Direktur Amir Mahmud Center, Amir Mahmud dalam keterangannya, Minggu (17/1).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia? Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila. Dahulu, Indonesia sempat menganut ideologi Demokrasi Pancasila.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Selain itu, Amir mengatakan para tokoh juga harus betul-betul memahami ideologi Pancasila, khususnya sila pertama. Karena disitulah letak wawasan kebangsaan religius sebenarnya.
"Jangan malah mengatakan NKRI bersyariah, padahal di sila 1 Pancasila itu Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu sudah bertentangan," jelas Amir yang fokus dalam kajian Kontra Narasi dan Ideologi Paham Radikal Terorisme ini.
Menurutnya, pemerintah perlu memberikan semacam tekanan untuk memperkecil ruang gerak kelompok radikal terorisme. Maka dari itu diperlukan peran aparat keamanan jika terjadi tindakan-tindakan melawan hukum.
"Karena sebetulnya pemerintah sudah memberikan ruang kepada mereka-mereka ini untuk berkomunikasi, berdialog. Tetapi mereka tidak mengikuti mekanisme yang sudah disediakan maka memang perlu dilakukan tindakan sesuai dengan kondisi yang ada," ujarnya.
Dia juga berpesan kepada para generasi muda untuk melakukan evaluasi diri agar lebih berperan kepada bangsa. Apalagi, menurutnya, di era teknologi sekarang ini jangan sampai generasi muda justru terbawa arus global meninggalkan nilai-nilai dasar falsafah pancasila.
"Sebab dengan percepatan teknologi informasi yang ada, maka kalau kita meninggalkan Pancasila bisa jadi masalah bagi bangsa ini ke depan. Bisa kita lihat saat ini sudah ada pemuda-pemuda yang tergiur dengan ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila atau tidak sesuai dan harus kita cegah hal itu," tandasnya.
(mdk/did)