Perihnya hidup Bripda Asrul, jadi kuli bangunan dan makan nasi berkutu
Asrul (20) lolos seleksi sebagai anggota polisi. Kisah hidupnya begitu inspiratif. Dia pernah menjadi kuli bangunan membantu sang ayah Syamsuar (46) yang berprofesi seorang tukang batu. Bahkan dia pernah makan nasi berkutu lantaran himpitan ekonomi.
Asrul (20) lolos seleksi sebagai anggota polisi. Kisah hidupnya begitu inspiratif. Dia pernah menjadi kuli bangunan membantu sang ayah Syamsuar (46) yang berprofesi seorang tukang batu. Bahkan dia pernah makan nasi berkutu lantaran himpitan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang serba kekurangan itu justru memperkuat tekadnya untuk mengangkat derajat keluarga, hingga akhirnya dia lulus di Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Makassar dan dilantik bersama 599 bintara muda lainnya, Selasa (6/3).
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan cerita ini terjadi? Pada suatu pemilu, seorang calon kandidat datang ke desa untuk kampanye.
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
Kini Asrul menyandang pangkat Bripda. Diakuinya, kelulusan itu diraih murni melalui kerja keras tanpa sogok.
Bripda Asrul yang ditemui di SPN Batua, Kamis (8/3) menuturkan, setiap kali membantu orang tua kerja bangunan, selalu dikasi Rp 50 ribu dan itu tidak dihamburnya melainkan ditabung. Tabungan inilah yang digunakan untuk membiayai kebutuhan administrasi saat proses pendaftaran di SPN Batua. Antara lain untuk biaya fotocopy berkas, beli pulpen dan ongkos bensin bolak-balik ke SPN Batua dll.
"Karena hidup benar-benar serba kekurangan, kami biasa makan nasi berkutu tapi tetap dimakan karena tidak ada pilihan lain. Ibu bilang, nanti kalau Asrul sukses, bisa beli beras yang bagus," kata Bripda Asrul dengan tangis yang tiba-tiba pecah disusul Syamsuar yang duduk di sisinya.
Perihnya hidup tidak sampai di situ. Asrul mengaku, karena kondisi ekonomi keluarganya yang seperti itu, mereka kerap menuai hinaan dan cibiran orang-orang.
Dia teringat, saat masih di Taman Kanak-kanak (TK), berkali-kali minta ke ayahnya untuk dibelikan seragam polisi cilik. Tetapi karena tidak ada uang, permintaan itu tidak dipenuhi. Hingga suatu hari dapat juara 1 lomba mewarnai dengan hadiah Rp 70 ribu. Rusnah (44), ibunya langsung bawa dia ke pasar sentral beli seragam polisi lalu ke studio foto dan berfoto dengan seragam polisi lengkap dengan pistol mainannya.
"Dari semua kondisi hidup seperti itu yang saya alami sejak kecil membuat tekadku semakin besar. Saya harus sukses untuk mengangkat derajat keluarga dan tidak lagi dihina, tidak lagi dicibir," kata Bripda Asrul seraya menambahkan, rencananya gaji pertama akan diberikan ke orang tua.
Bripda Asrul berpesan, jangan takut bermimpi asal dibarengi belajar, usaha dan doa, insya Allah akan menuai hasil.
Baca juga:
Perjuangan anak tukang batu di Makassar jadi anggota polisi
Demi bertemu Tim Jaguar, Agus jalan kaki Lamongan-Depok selama 16 hari
Sosok Kapolres Bandara yang cangkul tanah evakuasi korban longsor
Kisah haru 4 personel polisi raih penghargaan buah dari ikhlas dan jiwa sosial tinggi
Aksi polisi teladan ini langsung diganjar penghargaan Presiden Trump