Perilaku seks bebas ancam pelajar di Sumbar
Adanya indikasi perilaku seperti ini, di kalangan pelajar harus disikapi serius oleh seluruh stake holders.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Penyakit Masyarakat (LSM Pekat) Sumatera Barat, Ali Mukhni mengatakan bahwa pelajar di Sumbar terancam perilaku seks bebas dibuktikan dari maraknya kejahatan seksual yang terjadi saat ini. Hal itu harus disikapi secara serius khususnya bagi orang tua siswa.
"Melihat fenomena yang terjadi saat ini di media massa masalah perilaku seks bebas atau arisan seks sangat mengkhawatirkan dan juga mengancam pelajar di Sumatera Barat," kata Ali Mukhni di Padangpariaman, seperti dikutip dari Antara, Jumat (9/5).
Ali Mukhni menilai, indikasi perilaku seks bebas tersebut harus disikapi secara serius oleh semua kalangan, karena masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang Gubernur, Bupati dan Wali Kota saja. "Adanya indikasi perilaku seperti ini di kalangan pelajar harus disikapi serius oleh seluruh stake holders, masalah ini bukan tanggung jawab seorang kepala daerah saja, tetapi masalah bersama termasuk orangtua siswa itu sendiri," kata Ali Mukhni.
Ali Mukhni yang juga Bupati Padangpariaman itu menginstruksikan kepada instansi-instansi pendidikan di daerah itu untuk selalu waspada terhadap adanya perilaku-perilaku menyimpang para pelajar. Selain itu, memberikan pendidikan agama kepada siswa di sekolah untuk menjadi modal yang berharga melindungi pelajar dari perilaku-perilaku menyimpang.
Sebelum proses belajar mengajar berlangsung, hendaknya guru selalu memberikan siraman rohani kepada siswa, selain itu juga rutinkan siswa untuk membaca Al-Quran disertai terjemahannya dan kuliah tujuh menit secara bergantian. Selain itu, dia mengatakan bahwa yang paling penting untuk menghindari adanya perilaku menyimpang remaja dan indikasi perilaku seks bebas ini dengan adanya pengawasan yang baik dari orang tua terhadap anak-anaknya.
Jika hanya mengandalkan guru di sekolah saja, menurutnya tidak akan bisa mengontrol perilaku siswa tersebut karena siswa hanya beberapa jam saja di sekolah, selebihnya di lingkungan masyarakat dan keluarga. Untuk menghindari hal ini, ia mengharapkan orang tua di rumah bisa mengawasi anaknya serta mencarikan berbagai kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangan anak.
"Saya ingatkan kepada orang tua jangan biarkan anak keluyuran pada malam hari, sibukkan anak dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mengasah bakat, seperti olahraga, fotografi, musik, les bahasa asing dan lain sebagainya," kata Ali Mukhni.