Peringatan Keras Kapolri: Awasi, Laporkan, Tangkap, Copot Anak Buah 'Bandel'
Pernyataan tegas Sigit tersebut merupakan buntut dari skandal besar Polri baru-baru ini. Presiden Joko Widodo pun tergugah untuk memanggil dan memberikan arahan kepada jajaran Polri, Jumat (14/10) lalu.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berbenah Polri. Ancam copot anak buah bandel, doyan pungutan liar (Pungli), setor dan minta setoran.
Pernyataan tegas Kapolri Sigit tersebut merupakan buntut dari skandal besar Polri baru-baru ini. Presiden Joko Widodo pun tergugah untuk memanggil dan memberikan arahan kepada jajaran Polri, Jumat (14/10) lalu.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bagaimana upaya Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam meningkatkan citra Polri di mata masyarakat? Untuk menyakini masyarakat jika Polri 'Tidak Anti Kritik', dibentuklah suatu program yang dekat dengan warga. Yakni 'Jumat Curhat', kegiatan interaksi langsung dengan warga ini dilaksanakan oleh seluruh personel di wilayah hukumnya masing-masing hingga petinggi Polri.Tak hanya itu, untuk lebih mendekatkan diri dengan warga. Polri pun juga membentuk 'Polisi RW', di setiap daerah atau wilayah. Bahkan, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Fadil Imran turun dan berkomunikasi langsung dengan warga.
-
Siapa yang memberikan apresiasi terhadap kebijakan Kapolri Listyo Sigit Prabowo terkait difabel? "Kebijakan Kapolri ini berhasil dijalankan dengan baik oleh As SDM Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo. Sebelumnya SSDM Polri juga sudah melakukan studi komparatif ke negara-negara yang memberikan peluang kepada difabel untuk bekerja menjadi anggota kepolisian," kata komisioner Kompolnas Poengky Indarti dalam keterangannya, Senin (26/2).
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Kenapa Ari Dono Sukmanto menjadi Kapolri? Saat itu Ari yang berkedudukan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Wakapolri naik menjadi Kapolri sebagai pelaksana tugas.
Skandal tersebut adalah kasus kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang, hingga kasus dugaan pengedaran narkotika oleh Irjen Teddy Minahasa.
Arahan itu ia sampaikan dan diunggah di akun media sosial instagramnya @listyosigitprabowo. Instruksi ini diberikan Kapolri Sigit agar setiap personel yang ditempatkan mulai tingkat Mabes, Polda, Polres, sampai tingkat Polsek mendapatkan posisi sesuai dengan penilaian objektif.
"Tidak ada supaya seseorang untuk sekolah harus bayar. Berikan penilaian yang objektif, terkait dengan prestasinya, usulkan. Dan kita juga dari Mabes akan melihat hal yang sama," kata Kapolri Sigit melalui akun instagramnya @listyosigitprabowo, Senin (24/10).
Bahkan lewat instruksinya, kepada kepala satuan wilayah (kasatwil) di 34 polda dan polres jajaran ini, Kapolri Sigit menyatakan tidak segan untuk mencoret nama personel yang kedapatan melakukan pungli dan langsung ditindak oleh Propam Polri.
"Hilangkan hal-hal yang seperti itu, ini kalau saya dengar rekan-rekan mungkin karena langsung enggak bisa lewat orang kemudian bayar, saya coret saya batalkan. Karena ini terkait dengan komitmen kita ke depan supaya lebih baik karena itu saya minta Propam betul-betul awasi," tegasnya.
"Saya masih mendengar hal-hal seperti itu. Kalau masih ada saya turunkan Propam langsung saya copot. Tolong ini menjadi perhatian," tegas Kapolri Sigit.
Gaya Hidup Mewah
Di samping itu, Kapolri Sigit juga wanti-wanti anak buah beserta keluarganya yang kedapatan bergaya hidup hedon. Jika didapati, ia minta warga atau anggota sekalipun untuk
"Terkait dengan gaya hidup mewah pak presiden juga sudah betul-betul memberikan penjelasan secara gamblang saya kira masalah kebiasaan-kebiasaan, menggunakan mobil-mobil bagus, motor gede, situasinya lagi tidak baik," kata Kapolri Sigit.
"Saya tahu mungkin keluarga rekan-rekan juga berangkat dari orang berada tapi saat ini bukan waktunya untuk untuk dipamer-pamerkan. Sehingga kemudian risiko-risiko terkait dengan hal-hal seperti ini bisa dikurangi," kata dia.
Kapolri Sigit melanjutkan, arahan itu juga mengacu pada Perintah Kapolri dalam Surat Telegram Rahasia (TR) Nomor ST/30/XI/HUM 3.4/2019/DIVPROPAM tanggal 15 November 2019 tentang gaya hidup anggota Polri. Dia berharap para anggota dapat membaca situasi dan kondisi di lapangan untuk menyikapi kehidupan mewah dalam bertugas.
"Dalam hubungan Forkopimda sesuaikan saja dengan yang lain. Misalkan, bupati pakai Innova ya jangan kita pakai mobil yang lebih baik dari itu. Samakan Saja. Apalagi pada saat melaksanakan dinas disesuaikan," ujar dia.
"Kapolres seperti apa, Kapolda seperti apa, Kapolsek seperti apa sehingga kemudian kita tidak terlihat mencolok karena berbeda dan itu dianggap menjadi hal-hal yang kemudian dianggap itu hedonisme," sambung dia.
Kapolri Sigit mengatakan bahwa imbauan ini dilakukan bukan hanya untuk anggota tapi juga berlaku untuk keluarga Polri agar saling mengingatkan untuk tidak bergaya hidup mewah.
"Memang sulit tapi harus kita lakukan. Ingatkan keluarga kita karena memang apapun yang terjadi dengan keluarga kita sorotannya tetap kepada anggota Polri sorotannya terhadap Institusi Polri," kata dia.
(mdk/rhm)