Pertumbuhan ekonomi terbaik, Banyuwangi raih Government Award 2016
Dari keseluruhan program pembangunan, sektor ekonomi menjadi fokus utama yang digenjot.
Dinilai sukses mengelola daerahnya, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur terima Government Award 2016 di Jakarta, Selasa (12/4) kemarin. Penghargaan sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik dari salah satu majalah nasional ini disematkan langsung oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofjan Djalil ke Bupati Abdullah Azwar Anas.
Turut hadir di acara itu, Ketua DPD Irman Gusman dan sejumlah gubernur serta kepala daerah se-Tanah Air. "Saya mengapresiasi para kepala daerah yang telah memperoleh ini. Mereka telah bekerja keras dan bisa menginspirasi yang lain," ujar Sofyan Djalil seperti disampaikan Humas Pemkab Banyuwangi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/4).
Menurutnya, daya saing global saat ini tidak hanya berbasis negara, tapi sudah harus antar daerah di negara-neara lain. "Daya saing global sudah harus berbasis antar daerah di negara-negara lain," katanya.
Sementara Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, dari keseluruhan program pembangunan, sektor ekonomi menjadi fokus utama yang digenjot pertumbuhannya. Sebab, kata Anas, sektor ini berkaitan langsung dengan upaya mendongkrak kesejahteraan ekonomi masyarakat. "Kesejahteraan ekonomi warga akan menjadi pondasi kuat dalam proses pembangunan daerah secara keseluruhan," katanya.
Pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi terus melejit terjadi karena semua sektor perekonomian daerah bergerak bersama-sama. Mulai pertanian, perikanan, UMKM, sektor barang dan jasa hingga pariwisata.
Pemerintah daerah maupun swasta ikut menentukan geliat perekonomian daerah. Masing-masing memiliki peran penting mendorong semua sektor perekonomian. "Pemerintah daerah tidak mungkin bekerja sendirian. Tugas kami menjadi trigger bagi perkembangan daerah, yang kami ejawantahkan lewat kebijakan sehingga mampu memicu sektor perekonomian warga," ujar Anas.
"Masyarakat dan sektor swasta justru yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda industri dan proses kreatif di masyarakat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi selalu berada pada tren positif. Pertumbuhannya pun senantiasa di atas rata rata Jawa Timur dan nasional," sambungnya.
Salah satu indikator cermin besaran perekonomian daerah di Banyuwangi adalah produk domestik regional bruto (PDRB), yang pada 2010, tembus Rp 32,46 triliun. Kemudian meningkat Rp 36,95 triliun di 2011. Naik Rp 42,10 triliun di 2012, Rp 47,23 triliun (2013) dan Rp 53,37 triliun (2014). "Pertumbuhan nilai PDRB ini, menunjukkan perputaran ekonomi masyarakat bergerak positif dan berkesinambungan," katanya lagi.
Dengan besaran perekonomian yang terus naik ini, otomatis mendongkrak pendapatan perkapita masyarakat. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan perkapita masyarakat di Bumi Blambangan menunjukkan lonjakan sekitar 62 persen dari Rp 20,8 juta di Tahun 2010 menjadi Rp 33,6 juta di 2014.
Lonjakan ini melampaui sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur, yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi. "Dulu Banyuwangi selalu tertinggal dari Kabupaten Malang, karena di sana indikator pertumbuhan ekonomi dari pariwisatanya sangat hebat. Namun sekarang kita sudah bisa melampaui Kabupaten Malang," kata Anas.
Dari aspek kapasitas fiskal, kemampuan APBD terus meningkat dari tahun ke tahun. Belanja pemerintah turut menggerakkan perekonomian. Jika pada 2010, APBD baru hanya Rp 1,29 triliun, maka tahun 2015 lalu tembus angka Rp 3 triliun.
Terjadi peningkatan APBD mencapai 133 persen dari 2010 ke Tahun 2015. Secara kumulatif, tumbuh sekitar 171,43 persen dari 2010 ke 2015 atau rata-rata 34,28 persen pertahunnya. "Angka ini lebih tinggi dari nasional yang hanya di kisaran 15 persen pertahun. Perkembangan positif dunia usaha, juga terkonfirmasi lewat kinerja perbankan," ujar Anas.
Berdasarkan data resmi Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit di Banyuwangi pada 2010 mencapai Rp 3,29 triliun dan terus tumbuh menjadi Rp 8,93 triliun di Tahun 2015. Maka secara kumulatif, penyaluran kredit di Banyuwangi tumbuh 171,43 persen atau rata-rata 34,82 persen per tahun.
Level pertumbuhan tersebut, di atas rata-rata pertumbuhan kredit secara nasional yang hanya di kisaran 15 persen per tahun. Kredit macet atau non performing loan (NPL), juga berhasil ditekan dari 4,1 persen menjadi 2,1 persen di Tahun 2014. "Indikator ini menunjukkan perekonomian Banyuwangi membaik, sehingga debitur lancar dalam menunaikan kewajiban kreditnya," kata dia.
Baca juga:
Bupati Anas prioritaskan atasi masalah kemiskinan warga Banyuwangi
Bupati Anas: Banyuwangi kini bukan lagi tempat numpang ke toilet
Pilih Avanza, Bupati Azwar Anas ogah pakai mobil dinas mewah
Bupati Anas tutup jabatan dengan berbagai event hingga 20 Oktober
Urus HKI di Banyuwangi sekarang dibantu Pemkab dan gratis
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).