Pesan Damai Ganjar Pranowo untuk Negara yang Berperang di Forum MWC
Menyebarkan pesan perdamaian, lanjut Ganjar, merupakan gerakan yang harus dilakukan bersama-sama.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membacakan pesan damai dari Indonesia untuk dunia. Selain pesan damai, Ganjar juga menyampaikan kecemasannya terkait kondisi dunia sekarang banyak terjadi tindak kekerasan, termasuk perang antarnegara yang tak kunjung usai. Pesan itu dibacakan dalam penutupan Minnonite World Conference (MWC) ke-17 di Holy Stadium, Minggu (10/7).
Di hadapan perwakilan dari 58 negara itu Ganjar berpesan agar pesan damai dan hasil konferensi disampaikan kepada seluruh masyarakat di masing-masing negara.
-
Dimana letak Gong Perdamaian Dunia? Lokasinya di Situs Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Karangkamulyan.
-
Kapan Hari Paru Sedunia dirayakan? Hari Paru Sedunia, yang juga dikenal sebagai World Lung Day, diperingati setiap tanggal 25 September.
-
Kapan Hari Roh Manusia Sedunia dirayakan? Hari Roh Manusia Sedunia adalah hari yang diperingati setiap 17 Februari untuk mendorong kesadaran pentingnya meditasi dan koneksi batin.
-
Mengapa dunia khawatir dengan Rusia? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Kenapa Hari Roh Manusia Sedunia dirayakan? Hari ini mengajak kita untuk bersyukurKarena meditasi dan refleksi membantu kita menempatkan segala sesuatunya dalam konteks dan sering kali membantu kita menyadari betapa beruntungnya kita masih bisa bernapas meskipun segala sesuatu yang kita dapat terasa buruk di dunia tempat kita tinggal. Dengan begitu, hari ini akan memotivasi kita untuk bersyukur.
-
Kapan Hari Ubur-Ubur Sedunia dirayakan? Tepat pada hari ini, menarik untuk dibahas lebih jauh bagaimana sejarah keberadaan hewan ubur-ubur dan penamaannya.
"Di Mennonite ini banyak sekali negara yang hadir dan tentu saja ini momentum untuk kita sampaikan pesan perdamaian. Saya kira dari komunitas Mennonite sendiri ke mana-mana selalu membawa pesan damai itu," kata Ganjar ditemui usai membacakan pesannya.
Ganjar berharap dari acara yang digelar sejak 5 Juli 2022 itu akan memunculkan perenungan dan rekomendasi terkait hubungan antarnegara yang jauh lebih baik. Juga di dalamnya hubungan manusia-manusia yang lebih baik.
"Sehingga setelah pertemuan di Semarang, mereka pulang membawakan pesan ini dan dari Indonesia sudah membuktikan ke dunia bahwa Presiden Jokowi pergi ke daerah-daerah konflik dan kemudian beberapa menteri luar negeri sekarang sedang berkumpul di Indonesia, kita mencoba dengan berbagai daya upaya agar perdamaian dunia ini terjaga," katanya.
Menyebarkan pesan perdamaian, lanjut Ganjar, merupakan gerakan yang harus dilakukan bersama-sama. Seluruh komunitas masyarakat dan organisasi termasuk Mennonite menjadi penting untuk berkontribusi. Apabila pesan perdamaian itu sampai kepada seluruh masyarakat dunia diharapkan tidak ada lagi perang seperti yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini.
"Kalau perang ini berlanjut sekarang ekonomi morat-marit, makan morat-marit, energi morat-marit, dan semua hanya saling menuding. Sekarang kelaparan sudah terjadi, negara-negara sudah ada beberapa yang tutup karena tidak ada energi," jelasnya.
Dia mengaku cemas melihat kondisi dunia yang sedang tidak menentu tersebut. Terlebih dampak dari peperangan itu juga menimbulkan masalah bagi sejumlah negara. Maka dari itu, pesan perdamaian yang disampaikan secara masif akan membuka titik terang masa depan negara-negara di dunia.
"Apakah yang seperti ini mau dibiarkan saja, tentu saja tidak. Dalam kesempatan ini saya titip kepada organisasi ini agar mereka juga menyampaikan kepada masyarakatnya, kepada pemerintahnya yang ada di negara masing-masing terkait pesan damai ini," ungkap Ganjar.
Sementara di dalam pesan yang dibacakan di hadapan perwakilan berbagai negara itu, Ganjar sempat menyinggung kecemasannya selama kerja bareng di pemerintahan bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Terutama terkait langkah berani Jokowi untuk mengunjungi sejumlah daerah konflik.
"Selama bertahun-tahun saya bekerja bareng dengan Presiden Joko Widodo, saya tidak merasa cemas kecuali beberapa waktu lalu saat beliau mengunjungi Ukraina dan Rusia. Tapi di antara kecemasan itu ada juga kebanggaan karena secara konkret menjadi penengah untuk kedua negara berdamai," kata Ganjar.
(mdk/ray)