Pesan Kemenkes untuk Petugas dan Jemaah Haji: Patuhi Prokes dan Sering Minum
Pesan ini juga berlaku bagi jemaah haji. Selain mencegah tertular Covid-19, protokol kesehatan dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit MERS-CoV.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana menitipkan tiga pesan bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi. Pertama, tetap patuh protokol kesehatan selama menjalankan tugas sebagai PPIH di Arab Saudi.
Pesan ini juga berlaku bagi jemaah haji. Budi mengatakan, selain mencegah tertular Covid-19, protokol kesehatan dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit MERS-CoV.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
"Pencegahannya sama kurang lebih pakai masker, selain cuci tangan, jaga kebersihan, juga pakai masker dengan baik. Di Saudi tetap aja pakai masker," kata Budi dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (9/6).
Cuaca di Arab Saudi Tinggi
Pesan kedua, para PPIH diminta tidak menunggu haus untuk minum dan disiplin dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Budi mengingatkan perbedaan suhu yang sangat ekstrem di Arab Saudi dengan Indonesia.
Di Arab Saudi suhu panas dengan kategori tinggi disertai dengan kelembaban yang rendah. Sehingga bisa memicu dehidrasi bagi jemaah maupun petugas. Selain itu, Budi juga mengingatkan petugas untuk pandai dalam mengatur waktu istirahat.
"Jangan sampai malah petugas kita tumbang dan dirawat di KKHI," ujarnya.
Pesan terakhir, petugas terus mengingatkan jemaah agar fokus pada ibadah yang sifatnya wajib, terutama di fase armuzna. Budi menegaskan, kondisi fisik yang prima menjadi kunci bagi jemaah haji dapat menjalankan fase wajib haji dengan baik.
Sehingga aktivitas ibadah lainnya yang bersifat sunnah dapat disesuaikan dengan kondisi fisik jemaah.
"Saya minta petugas terus ingatkan agar jemaah fokus dulu ke proses armuznanya. Jemaah masih banyak waktu untuk ibadah sunnah. Tapi armuzna nya difokuskan dulu. Kalau bisa 2-3 hari sebelumnya armuzna, jemaah istirahat dulu. Siapkan dulu kondisinya betul-betul fit," ucap Budi.
(mdk/gil)