Kemenag Minta Petugas Perlakukan Jemaah Haji Seperti Orang Tua Sendiri: Dalam Kondisi Apapun Jangan Dimarahi
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus.
Total kuota jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai 241 ribu.
Kemenag Minta Petugas Perlakukan Jemaah Haji Seperti Orang Tua Sendiri: Dalam Kondisi Apapun Jangan Dimarahi
Butuh waktu puluhan tahun bagi masyarakat Indonesia untuk bisa pergi ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji. Tak heran rangkaian acara hingga tradisi dilakukan calon jemaah haji sebelum keberangkatan.
Staf Khusus Kementerian Agama Republik Indonesia Ishfah Abidal Aziz mengatakan rangkaian kegiatan tersebut bisa memengaruhi kondisi stamina para jemaah haji.
"Ketika berangkat, jemaah itu sudah lelah minta ampun. (Bahkan sejak) sebelum masuk ke asrama haji," kata Alex sapaan Ishfah dalam Bimtek PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (21/3) malam.
Biasanya, kata Alex, calon jemaah haji mengadakan acara khusus di rumah beberapa waktu sebelum berangkat seperti walimatus safar di tempat tinggalnya. Kemudian kegiatan serupa juga diadakan oleh Pemerintah Daerah, hingga Pemerintah Pusat.
"Hingga kabupaten dan masuk asrama haji plus naik pesawat akhirnya jamaah lelah," kata Alex.
Berbagai rangkaian ini pun tak dapat dipungkiri membuat calon jemaah haji kelelahan.
"Jemaah haji sudah punya acara pribadi seperti walimatus safar. Kemudian di kabupaten/kota dibuatkan acara, hingga masuk asrama, naik pesawat juga ada acaranya," kata Alex.
Akibatnya jemaah haji Indonesia sudah kelelahan. Tak jarang mereka juga menjadi kurang istirahat. Termasuk selama penerbangan, tidak semua jemaah bisa istirahat atau tidur dengan nyenyak.
"Nah ini menjadi tantangan," kata Alex.
Tak hanya itu, beragamnya latar belakang jemaah haji menjadi tantangan lainnya. Alex bilang, setiap tahunnya pasti ada saja jemaah yang baru pertama kali keluar dari daerah tempat tinggalnya.
Jemaah haji dengan latar belakang ini pun harus mendapatkan pelayanan khusus. Selain itu, mayoritas jemaah haji terkendala penggunaan bahasa arab.
"Latar belakang jamaah yang beragam juga menjadi tantangan tersendiri," kata Alex.
Untuk itu, dibentuk kepanitiaan atau perekrutan petugas haji yang profesional dan komitmen memberikan layanan terbaik kepada para jemaah haji.
"Jangan menganggap jemaah haji dalam kondisi apapun layak dimarahi, sebaliknya kita harus memperlakukan mereka seperti merawat orang tua sendiri," kata Alex.
Dalam kondisi demikian, diharapkan anggota Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memahami situasi dan kondisi demikian. Alex meminta para petugas haji melayani para jemaah haji selayaknya bersikap kepada orang tua sendiri.
"Tanamkan dalam diri kita, jemaah dalam kondisi apapun adalah orang tua kita," kata dia mengakhiri.