Pesona Kampung Warna-Warni Desa Janu
Kampung WarnaWarni Desa Janju, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menjadi objek wisata populer.
Kampung yang tertata rapi berbaris dikawasan bakau dengan keindahan ragam warnanya menjadi daya tarik tersendiri.
Pesona Kampung Warna-Warni Desa Janu
Kampung Warna-Warni Desa Janju, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menjadi objek wisata populer yang menarik untuk dikunjungi.
-
Kapan Kabupaten Pasir diresmikan sebagai daerah otonom? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tanggal 29 Desember 1959 wilayah Pasir direstui dan diresmikan Kepala Daerah Swatantra Tingkat Kalimantan Selatan menjadi daerah otonom meliputi 9 Kecamatan dan terdiri dari 91 Desa.
-
Kenapa nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser? Pada 2007 nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2007.
-
Kapan Kabupaten Paser merayakan HUT ke-64? Kabupaten Paser genap berusia 64 tahun, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik menyebut menjadi momentum Bumi Daya Taka untuk mengingat kembali perjalanan dalam perkembangannya seiring berjalannya waktu."Ini muhasabah bagi Kabupaten Paser sudah sampai mana capaian-capaian yang diraih," kata Akmal Malik diwawancarai usai upacara HUT Kabupaten Paser ke-64 di di halaman Kantor Bupati Paser, Jumat (29/12).
-
Kapan Paspampres dibentuk? Paspampres adalah salah satu dari Badan Pelaksana Pusat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Dimana penghargaan tersebut diberikan kepada Kabupaten Paser? Penghargaan itu diserahkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam acara penganugerahan penghargaan perlindungan konsumen 2023 di Pullman Bandung Grand Central, Jumat (10/11).
-
Di mana letak Pasuruan? Pasuruan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, dan Selat Madura.
Kampung yang tertata rapi berbaris dikawasan bakau dengan keindahan ragam warnanya menjadi daya tarik tersendiri.
"Kampung Warna-Warni dikenal karena warnanya, dulu banyak yang penasaran, sehingga banyak pengunjung yang datang," kata Syahdan Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Janju.
Tak hanya mengandalkan corak warnanya yang menjadi daya tarik, di sekitar Kampung Warna-Warni juga menawarkan daya tarik lain untuk wisatawan. Pengunjung bisa menjumpai hutan mangrove dengan keanekaragaman satwa yang ada di lokasi itu.
- Mengunjungi Desa Wisata Burai, Belajar Budaya Lokal Sampai Kampung Warna-warni di Ogan Ilir
- Ganjar Akan Tularkan Potensi Wisata Desa Klaten ke Tingkat Nasional
- Menjelajah Desa Wisata Pronojiwo di Lumajang, Surga Wisata Berlatar Gunung Semeru
- Kampanye di Wonosobo, Ganjar Ingin Semua Desa di Indonesia Jadi Desa Wisata
"Kampung warna-warni ini, sebenarnya banyak sekali wisata yang bisa mengundang wisatawan datang, seperti mangrove dan satwa, semua itu bisa menjadi daya tarik," ujarnya.
Syahdan mengaku, kedepannya pihak pengelola akan menghadirkan wisata susur sungai. Namun sebelum itu di aplikasikan, perlu dilakukan rapat bersama antar pengurus wisata, guna membahas cara pengelolaannya.
"Kita Pokdarwis mau rapatkan dulu bagaimana pengelolaannya dengan dua perahu baru itu, sebenarnya susur sungai itu sudah pernah kita lakukan dengan memakai perahu para nelayan disini," jelasnya.
Dikatakan, susur sungai menggunakan perahu nelayan sebelumnya, wisatawan bisa menyaksikan hutan mangrove dan satwa sepanjang perjalanan dengan tarif Rp 25.000 setiap wisatawan.
"Para wisatawan saat melakukan susur sungai bisa melihat Bekantan dan jenis monyet lainnya, susur sungai itu biasanya memakan waktu selama 1 jam," paparnya.Sementara, mengenai tiket atau karcis masuk ke wisata Kampung Warna-Warni hanya dihitung perkendaraan.
Untuk kendaraan roda empat Rp10.000 dan roda dua Rp5.000, dengan artian berapa pun penumpangnya tetap Rp 10.000 untuk roda empat dan Rp 5000 untuk roda dua.
"Kalau tiket masuk sebenarnya disini mengelola parkir saja, dulu tarifnya untuk roda dua Rp3.000 dan roda empat Rp5.000. Tapi sekarang tarif barunya roda dua Rp 5.000 dan roda empat Rp10.000," tambah Syahdan.
Kampung wisata Warni-Warni biasanya rame pengunjung di hari weekend, dan hari libur lainnya. Hanya saja, jika hari biasa kebanyakan pengunjung di sore hari.
Kedepannya, pihak pengelola juga berencana akan membangun homestay, sehingga para pengunjung atau wisatawan bisa menginap di lokasi Kampung Warna-Warni untuk menikmati suasana di malam harinya.
"Berdasarkan kuesioner yang kita sebar kepada pengunjung untuk memberikan saran maupun kritik, ternyata kebanyakan dari mereka menyarankan agar ada homestay," pungkasnya
merdeka.com