Pimpinan DPR soal ancaman krisis: Jangan semua dibebankan ke Jokowi
Dia menyarankan ada baiknya semua pihak tidak saling membuat gaduh tapi mencari solusi.
Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan berpendapat kondisi perekonomian saat ini memang sangat memprihatinkan. Namun, ia tak setuju apabila penyebab ekonomi yang sedang merosot ini sepenuhnya dilimpahkan pada Presiden Joko Widodo.
"Jangan semua dibebankan sama Presiden. Kita bisa duduk bersama para menteri mencari solusi," kata Taufik di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8).
Oleh sebab itu, dia menilai ada baiknya semua pihak tidak saling membuat gaduh. Apalagi, kata dia, saat ini sudah tidak ada lagi perseteruan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP).
"Sudah tidak ada KMP dan KIH lagi. Ini semuanya kebersamaan, menyatu demi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Selain itu, dia menilai merosotnya perekonomian tidak hanya terjadi di Tanah Air. Tetapi juga terjadi di negara besar lainnya.
"Raksasa ekonomi seperti Amerika, Tiongkok dan lainnya juga sekarang sedang tergopoh gopoh," katanya.
Baca juga:
Soal krisis, PPP bandingkan Jokowi dengan SBY, Gus Dur & Soeharto
Rupiah anjlok, pengusaha pilih kurangi jam kerja ketimbang PHK
Rupiah tertekan, DPR minta BI naikkan suku bunga acuan
Rupiah tembus Rp 14.000/USD, pengusaha sebut seperti disuruh rugi
PAN soal ancaman krisis: SBY sistematis, Jokowi buang badan
Jokowi beberkan alasan penyebab ekonomi melemah dan rupiah loyo
Video ini menjelaskan secara sederhana penyebab rupiah loyo
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Kenapa Presiden Sukarno merasa kesulitan keuangan? "Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno. "Dalam hal keuangan aku tidak mencapai banyak kemajuan sejak zaman Bandung," tambahnya.
-
Apa penyebab utama devaluasi mata uang Indonesia? Dalam tujuh tahun terakhir, mata uang Indonesia belum mengalami perbaikan yang berarti. Faktor-faktor yang menyebabkan devaluasi mata uang Indonesai di antaranya adalah berkurangnya cadangan devisa. Mengingat Indonesia sangat bergantung pada pasar ekspor, jatuhnya harga komoditas telah semakin menurunkan nilai mata uangnya.