Pimpinan KPK bela Novel yang tak jawab dugaan keterlibatan jenderal
Pimpinan KPK bela Novel yang tak jawab dugaan keterlibatan jenderal. Saut menyampaikan, jika dirinya tidak bisa memaksa Novel untuk menjawab karena perkara yang menimpa anak buahnya bukan bagian dari perkara kasus korupsi.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang membela Novel Baswedan, yang tidak mau menjawab tiga pertanyaan, termasuk soal mengenai kaitan adanya keterlibatan seorang Jenderal di kasus penyiraman saat diperiksa Polda Metro Jaya. Saut menyampaikan, jika dirinya tidak bisa memaksa Novel untuk menjawab karena perkara yang menimpa anak buahnya bukan bagian dari perkara kasus korupsi.
"Itu otoritas dia sebagai korban di situ, jadi maksud saya kalau dia mendengar sesuatu kemarin dia ucapkan kepada publik kemarin itu perlu diklarifikasi itu perlu, tetapi kemudian bagaimana Novel berjiwa besar untuk tidak bikin kegaduhan itu harus kalian garis bawahi," kata Saut di kantor KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (16/8).
Saut mengatakan sketsa wajah terduga pelaku itu masih diperlukan klarifikasi kembali.
Sebelumnya, Pemeriksaan terhadap Novel dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura. Febri mengaku belum mendapat informasi detil terkait pemeriksaan terhadap Novel. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada Novel. Namun dia tidak mengetahui pertanyaan apa saja yang diajukan.
"Yang kami dapatkan informasinya adalah lebih daripada proses pemeriksaan berjalan seperti apa dan kemudian pertanyaan apa saja yang diajukan, jumlah pernyataan sekitar 20," kata Febri di gedung KPK, Jakarta, Senin (14/8).
Pimpinan KPK tidak hanya mendampingi pemeriksaan, tapi juga menjenguk dan melihat langsung kondisi kesehatan Novel. Usai pemeriksaan, Novel harus istirahat untuk persiapan operasi mata kirinya.
"Persiapan-persiapan sebelum operasi tanggal 17 Agustus hari Kamis, tentu Novel harus istirahat mulai dari besok atau lusa, karena operasi akan dilakukan sekitar hari Kamis," lanjut Febri.