PITI Diharapkan Konsisten jadi Organisasi Dakwah Independen
Meski demikian, PITI harus dapat menjaga marwah organisasinya, yang merangkul Muslim Tionghoa di Indonesia. Tentunya, agar organisasi ini bisa menghimpun para mualaf-mualaf keturunan Tionghoa dan dapat duduk bersama untuk membicarakan masa depan organisasi dan Indonesia.
Ketua Dewan Pembina Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Ali Mochtar Ngabalin berharap PIT konsisten jadi organisasi dakwah yang independen. Selain itu, diharapkan PITI dapat mengembangkan aktivitas dakwah dalam membina generasi muda.
Demikian dikatakan Ngabalin kepada Ketum PITI terpilih Ipong Hembing. "Saya berharap itu tetap ada pada posisinya sebagai organisasi dakwah dan independen. Saya berharap banget, PITI tidak usah secara kelembagaan ke 'kiri' dan ke 'kanan', tidak usah," kata Ali usai menghadiri Muktamar ke-2 PITI, di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (20/5).
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Natarina Alika lahir? Natarina dilahirkan pada tanggal 3 Agustus 2007, yang mengindikasikan bahwa pada tahun ini, usianya mencapai 16 tahun.
-
Siapa Baim Alkatiri? Lama tidak terlihat, Ibrahim Khalil Alkatiri tumbuh menjadi remaja dewasa yang tampan.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
Meski demikian, PITI harus dapat menjaga marwah organisasinya, yang merangkul Muslim Tionghoa di Indonesia. Tentunya, agar organisasi ini bisa menghimpun para mualaf-mualaf keturunan Tionghoa dan dapat duduk bersama untuk membicarakan masa depan organisasi dan Indonesia.
"Visinya kan dijaga marwahnya untuk dia tidak boleh ke Timur, ke Barat, tidak penting, tidak perlu, dia harus tetap jaga independensinya agar semua orang merasa memiliki PITI sebagai sebuah organisasi yang besar, itu saya berharap banget," kata Ali.
Menjelang pemilu 2024, Ipong sendiri mengaku netral. Ipong juga akan merangkul seluruh mualaf dan anggota PITI agar nantinya tidak terprovokasi dengan isu sara atau agama.
"Betul, saya sarankan ya supaya kita boleh berbeda-beda politik ya tapi jangan sampai ada keributan, dengan damai aja, nanti kita pendekatan semua pihak untuk mencapai kedamaian. Jangan sampai ada keributan, bagaimana kita ini semua bersaudara, meski partai berbeda-beda, berbeda agama berbeda suku tapi kita semua bersaudara, sama-sama membangun negara ini. Kita netral," ungkap Ipong.
Ipong berharap, semua visi misi PITI dapat dijalankan dengan baik dan sukses. Khususnya dalam segi kemanusiaan.
"Intinya kita semua berbeda suku, berbeda beda agama, tapi kita bersaudara dalam kemanusiaan. Dalam PITI itu kita semua bersaudara. Tugas kita itu dakwah," kata Ipong.
Dalam Muktamar ke-2 ini, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, turut memberi sambutan melalui videonya yang diputar di sela acara. Bamsoet meyakini PITI sebagai organisasi yang dapat menyatukan aspirasi mualaf dan juga sebagai media dakwah, dapat terus menggaungkan sikap kerukunan dan harmoni bangsa.
"Selamat dan sukses atas penyelenggaraan Muktamar ke-2, saya menyambut baik tema muktamar PITI yakni membangun kesetaraan dan keberagaman dalam Islam rahmatan lil'alamin," kata Bamsoet.
(mdk/rhm)