Pohon tumbang hantam mes karyawan, 5 pekerja sawit tewas di tempat
Pohon tumbang menimpa bangunan mes karyawan sebuah perusahaan sawit, di Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Lima orang karyawan perusahaan kebun sawit tewas seketika di lokasi.
Pohon tumbang menimpa bangunan mes karyawan sebuah perusahaan sawit, di Kecamatan Siluq Ngurai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Lima orang karyawan perusahaan kebun sawit tewas seketika di lokasi.
Keterangan diperoleh, peristiwa nahas itu terjadi Selasa (25/10) kemarin. Angin kencang di wilayah Siluq Ngurai, memang bikin warga setempat was-was. Kekhawatiran warga terbukti, ketika mereka mendengar adanya pohon tumbang menimpa bangunan tinggal karyawan perusahaan kebun sawit.
"Benar, kabar itu saya dengar malam kemarin ya, karena kejadiannya sore kemarin. Ada 5 orang karyawan sawit yang meninggal," kata Santo, warga Siluq Ngurai, kepada merdeka.com, Rabu (26/10).
Diterangkan Santo, angin kencang sore kemarin, memang mengerikan. "Sempat ramai, karena ada 5 orang yang meninggal di lokasi ya. Anginnya memang kencang mas, benar-benar mengerikan. Saya saja cuma di dalam rumah, tidak berani keluar rumah," ungkap Santo.
Kapolres Kutai Barat AKBP Hindarsono membenarkan peristiwa maut itu. Menurut dia, insiden angin kencang memang membuat pohon tumbang dan menimpa mes dihuni karyawan perusahaan sawit.
"Saat kejadian, ada 3 orang di dalam rumah, ada 2 orang lain di sekitar rumah. Pohon tumbang karena angin kencang, ada 5 orang dilaporkan meninggal dunia di lokasi dan mereka karyawan perkebunan sawit," kata Hindarsono kepada merdeka.com.
Meski kejadian alam, petugas kepolisian di kecamatan setempat, bergegas mendatangi lokasi dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi mata. Selain itu, kepolisian juga membawa korban tewas ke lokasi perawatan medis di sekitar lokasi kebun sawit.
"Kita lakukan visum terhadap jenazah korban. Peristiwa ini masih dalam penyelidikan ya, apakah murni kejadian alam, atau ada dugaan lalai perusahaan, masih kita selidiki ya," pungkas Hindarsono.