Pola hidup berubah, masyarakat sekitar Citarum mulai sadar lingkungan
Kesadaran masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mulai berubah seiring dengan program 'Citarum Harum' yang digalakkan Presiden Jokowi. Sebagian masyarakat di sekitar sungai terpanjang di Jawa Barat itu kini sudah mengubah pola hidup mereka demi merawat lingkungan tempat tinggal mereka.
Kesadaran masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mulai berubah seiring dengan program 'Citarum Harum' yang digalakkan Presiden Jokowi. Sebagian masyarakat di sekitar sungai terpanjang di Jawa Barat itu kini sudah mengubah pola hidup mereka demi merawat lingkungan tempat tinggal mereka.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III Siliwangi, Kolonel Arh Desi Ariyanto menjelaskan, sebagian masyarakat di bagian hulu Citarum sudah mulai mengubah pola bertani. Tidak lagi hanya mengedepankan aspek ekonomi hasil pertanian, tetapi juga ekologi.
-
Kapan danau purba Bandung terbentuk? Dahulu danau ini tercipta akibat erupsi gunung purba di Bandung Belum banyak yang tahu bahwasanya wilayah Bandung Raya dahulu merupakan danau purba.Kawasan tersebut ratusan ribu tahun lalu digenangi air, dengan bukit-bukit sebagai pembatasnya. Kendati sudah sangat lama, namun jejaknya masih bisa terlihat di masa sekarang.
-
Apa yang terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Dimana letak awal sungai Citarum? Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
-
Apa yang menjadi keunikan dari Kampung Cikentit di Bandung Barat? Ada hal unik yang bisa dijumpai di Kampung Cikentit, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di perkampungan terpencil ini, terdapat tukang cukur tradisional yang buka praktik di depan rumah.
-
Dimana letak danau purba Bandung? Untuk jejak danau ini diperkirakan membentang dari wilayah utara Bandung, mulai dari Gunung Burangrang sampai Gunung Tangkuban Parahu. Lalu merambat hingga Gunung Manglayang.
-
Apa yang menjadi cikal bakal terbentuknya cekungan Bandung? Danau purba Bandung kiranya menarik untuk diketahui keberadaannya sebagai cikal bakal pembentuk topografi Kota Kembang yang indah. Berikut selengkapnya.
"Permasalahan di hulu itu kan hutan gundul dan masyarakat kebanyakan kerja jadi buruh tani perkebunan kentang. Sekarang mereka sudah mulai sadar bahwa hal itu akan merugikan," ujar Desi di Bandung, Rabu (25/4).
Kentang adalah tanaman semusim tak ramah lingkungan karena menanamnya perlu menggemburkan tanah sehingga mempermudah laju erosi. Memanen kentang juga harus mencabut akarnya sehingga mengoyak tanah.
Menurut data Balai Besar Sungai Citarum tahun 2016, lahan kritis Sungai Citarum sudah mencapai 26.022 hektare (20 persen) dan terjadi erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun
Kini, kata Desi, para petani di sekitar Citarum mulai menanam buah-buahan, kopi dan tanaman berbatang keras lainnya. Keinginan mengubah komoditas pertanian ini juga difasilitasi oleh Satgas Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Citarum dengan menyediakan bibit.
"Kita akomodir mereka pengennya tanam apa, misalnya buah-buahan kita wadahin juga. Siapkan bibitnya, dan sudah ribuan pohon ditanam. Jadi tidak tanam lagi sayuran yang tidak punya kekuatan ekologis atau menahan longsor," kata Desi.
Dia menyadari, perubahan komoditas pertanian ini tidak akan langsung berdampak bagi lingkungan sekitar Citarum. "Tapi ke depannya mereka sudah mandiri dalam bertani, dan setidaknya kini sudah tidak lagi jadi buruh," katanya.
Soal limbah, masyarakat sekitar Citarum juga sudah diedukasi sehingga tumbuh kesadaran untuk tidak membuangnya sembarangan. Hal ini sangat penting mengingat akhir tahun 2017, Tim Survei Kodam III Siliwangi mencatat sebanyak 20.462 ton sampah organik dan anorganik dibuang ke Sungai Citarum. Tinja manusia 35,5 ton per hari dan kotoran ternak 56 ton per hari.
Untuk limbah sampah, kata Desi, Satgas Citarum menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di dekat permukiman warga.
"Kenapa banyak sampah di Citarum? Ternyata mereka bingung mau dibuang ke mana. Tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum. Setelah sosialisasi, akhirnya di beberapa tempat dibuat TPS sementara," paparnya.
Untuk pengelolaan sampah sementara, Satgas Citarum memberikan kepercayaan Babinkamtibnas dan Babinsa setempat menjadi penanggungjawab bank sampah. "Bahkan Babinsa, Babinkamtibnas jadi direktur bank sampah," terangnya.
Tidak hanya limbah sampah, masyarakat juga diajarkan bagaimana mengelola limbah kotoran hewan dan manusia. Persoalan limbah manusia ini banyak terjadi di sektor dua DAS Citarum yakni Kecamatan Kertasari dan Pacet.
"Masyarakat di sana sudah diajari bagaimana mengelola limbah menjadi pupuk. Daur ulang sehingga tidak ada yang sia-sia," katanya.
Sementara untuk penanggulangan limbah industri, Satgas Citarum mengedepankan proses hukum yang berkepastian. Penindakan hukum dilakukan Satgas Gakkum Citarum di bawah Polda Jabar.
"Kemajuan positifnya begini. Dulu kalau kita ngelaporin pabrik ada yang buang limbah pasti nunggu lama, itu pun belum tentu disentuh. Kalau sekarang dengan Perpres 15 Tahun 2018 (tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum). Misalnya masyarakat lihat ada pabrik buang limbah, Direskrimsus langsung turun. Jadi cepet sistemnya sekarang," tegasnya.
"Bahkan setelah diambil samplenya, langsung di-police-line lokasi IPAL-nya (Instalasi Pengolahan Air Limbah) sebagai barang bukti. Ini sudah banyak ditindak," imbuhnya.
Baca juga:
Sudrajat sebut kondisi Sungai Citarum sangat kotor, butuh Rp 6 T buat normalisasi
Wajah kumuh Citarum, sungai paling tercemar di dunia
DPRD Purwakarta panggil perusahaan diduga buang limbah ke Sungai Citarum
Pantau revitalisasi Citarum, Presiden Jokowi siap menginap di Situ Cisanti
Didatangi Jokowi, penataan Sungai Citarum resmi dimulai
Bertolak ke Bandung, Jokowi bakal tanam pohon tanda revitalisasi Citarum