Polisi: Kalau tidak penting, jangan keluar rumah!
"Kalau memang tidak terlalu penting, warga diharapkan tidak keluar rumah," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro.
Sebanyak 5.000 personel dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya diturunkan untuk mengatur arus lalu lintas saat musim hujan dan banjir kali ini. Selain itu, Polda Metro Jaya mengimbau masyarakat jika tidak mempunyai kepentingan mendesak, agar tak keluar rumah saat banjir mengepung Ibukota.
"Kalau memang tidak terlalu penting, warga diharapkan tidak keluar rumah," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Nurhadi Yuwono, saat dihubungi, Selasa (21/1).
Selain itu, lanjut Nurhadi, pihaknya juga terus memperbarui informasi terkini terkait ketinggian air yang menggenangi ruas jalan Ibukota melalui pemantauan dari Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya.
"Kami selalu berusaha meng-update informasi baru di lapangan. Saya harap masyarakat juga demikian. Kalau memang warga harus melalui jalur alternatif, harus diperhitungkan," ucapnya.
Nurhadi menjelaskan, perhitungan yang dimaksud yakni ketinggian genangan air di sejumlah ruas jalan yang mengakibatkan akan terjadinya kepadatan di beberapa titik.
Topik pilihan: DKI Jakarta | Kemacetan Jakarta
Dari pemantauan TMC Polda Metro Jaya, nantinya petugas bisa memberikan informasi jalur mana saja yang bisa dilalui pengendara.
"Setiap hari kami melakukan evaluasi petugas di lapangan untuk mengurai kemacetan dan mengatasi banjir," tuturnya.
"Kalau ada titik kemacetan, banjir atau genangan air kami berupaya berikan pengalihan arus. Setiap hari ada 5.000 personel diturunkan dari lima wilayah," pungkasnya.
Ribuan personel tersebut diprioritaskan mengatur arus lalu lintas di sejumlah lokasi rawan macet dan tergenang air seperti Kuningan, Pancoran, Semanggi, Gatot Subroto dan pintu keluar tol.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Baca juga:
Jakarta kebanjiran, pengusaha makanan rugi Rp 200 M per hari
Gadis korban banjir mengaku diperkosa makhluk gaib bertaring
Jubir Golkar sebut banjir Jakarta tanggung jawab Jokowi dan SBY
Ribuan warga Rawa Indah mengungsi di Apartemen Gading Nias
'Rata-rata tiap tahun 514 orang tewas akibat banjir dan longsor'