Politikus Demokrat Khatibul Umam geram Panglima TNI hina Banser
"Sangat disayangkan pernyataan tak terpuji itu muncul dari Panglima TNI," kata Khatibul.
Politikus Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu berang dengan pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang mengatakan TNI tidak disiplin sama dengan Banser. Khatibul yang tercatat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor periode 2005-2010 itu menilai ucapan Moeldoko tidak etis untuk disampaikan.
"Pernyataan Panglima TNI Moeldoko yang mengatakan TNI yang tidak disiplin sama dengan Banser merupakan pernyataan yang tak patut muncul dari Panglima TNI. Itu sama saja, Banser sama dengan organisasi yang tidak disiplin. Sangat disayangkan pernyataan tak terpuji itu muncul dari Panglima TNI," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/12).
Khatibul mengangap, pernyataan Moeldoko justru menunjukkan kedangkalan pemahaman sejarah pergerakan masa kemerdekaan Indonesia. "Sumbangsih Ansor atau yang dulu di era kemerdekaan dikenal dengan Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO) tidak bisa dibantah oleh siapapun. Bahkan, Ansor atau Banser selalu bersinergi dengan TNI dalam masa-masa penting sejarah republik Indonesia. Sumbangsih Ansor/Banser tidaklah kecil dalam mengawal NKRI," jelasnya.
Dia menegaskan, Banser ikut berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang. Oleh karena itu, Moeldoko tidak etis menghina Banser yang telah pernah berjuang memanggul senjata melawan penjajah.
"Panglima TNI semestinya menampilkan panglima tentara rakyat dengan membangun sinergi dengan berbagai elemen bangsa. Namun pernyataan Panglima TNI tersebut justru menunjukkan tentara yang elitis yang menjauh dari rakyat," imbuhnya.
Dengan demikian, Panglima TNI Moeldoko diminta untuk mengklarifikasi dan mencabut pernyataan tersebut. Selanjutnya meminta maaf secara terbuka terkait pernyataannya yang menyakitkan keluarga besar Ansor/Banser itu.
Pernyataan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di Batalyon Infanteri (Yonif) 752/Vira Yudha Sakti yang berada di Jalan Basuki Rahmat KM 10, Kabupaten Sorong Papua Barat. "Sidak ini bertujuan untuk melihat secara langsung kesiapan dan kedisiplinan para prajurit TNI yang berada di Batalyon 752/Vira Yudha Sakti dalam menghadapi tugasnya di daerah perbatasan," kata Panglima TNI.
Panglima TNI memberikan pengarahan kepada 252 prajurit 752/Vira Yudha Sakti. Dalam pengarahannya Moeldoko mengatakan saat ini ada kecenderungan disiplin prajurit semakin merosot. "Kalau prajurit TNI sudah tidak memiliki disiplin maka kamu sama saja dengan Banser, hal itu akan sangat membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata", tegas Panglima TNI.