Polri Minta Pengamat Tak Sembarangan Beri Pernyataan Terkait Penangkapan Teroris
Menurut Aswin, Polri selalu memantau setiap perubahan eskalasi ancaman yang terjadi dan siaga melakukan pencegahan atau pre-emtive strike. Keselamatan masyarakat dan keamanan publik tentunya menjadi prioritas utama.
Densus 88 Antiteror Polri menanggapi pernyataan pengamat terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib yang mengatakan bahwa penangkapan terduga teroris Abu Rusydan dapat memicu aksi balasan dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Sebab itu, aparat keamanan diminta memperketat penjagaan.
Abu Rusydan disebutnya sebagai sosok yang sangat terkenal dan memiliki banyak pengikut secara online, yang selama ini bisa memicu lone wolf. Terkait hal tersebut, Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyampaikan, pernyataan tersebut dapat mengganggu produktivitas kinerja Tim Densus 88 Antiteror Polri.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
"Kalau tidak ada fakta yang berpotensi mengubah eskalasi ancaman, bagusnya orang tidak memberi statement sembarangan," tutur Aswin saat dikonfirmasi, Selasa (14/9).
Menurut Aswin, Polri selalu memantau setiap perubahan eskalasi ancaman yang terjadi dan siaga melakukan pencegahan atau pre-emtive strike. Keselamatan masyarakat dan keamanan publik tentunya menjadi prioritas utama.
"Terorist threat itu selalu probable, tapi bukan berarti orang bisa memberikan warning asal-asalan seperti ini," jelas dia.
Pre-emptive strike, lanjut Aswin, menjadi upaya polisi untuk mencegah naiknya level of threath dari kelompok teroris. Tim Densus 88 Antiteror Polri juga turut bekerjasama dengan seluruh elemen masyarakat dalam memantau situasi teror di lapangan.
"Bekerjasama dengan semua komunitas masyarakat, Densus 88 secara terus menerus melakukan peninjauan operasi dan perencanaan kontijensinya. Densus 88 juga senantiasa bekerjasama dengan lembaga pusat dan daerah, layanan darurat dan lembaga terkait lainnya. Densus 88 tidak pernah berhenti bergerak, baik dalam pencegahan maupun penindakan," Aswin menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ditangkap Densus 88, Pegawai Kimia Farma Dibebastugaskan Sementara
Polri: Seorang Terduga Teroris JI Adalah Residivis dengan Hukuman 3,5 Tahun
Pegawai BUMN yang Ditangkap Densus 88 Jadi Penggalang Dana Sayap Organisasi JI
Kimia Farma Benarkan Karyawan Tertangkap Densus 88 Antiteror
Ini Kata Mabes Polri Soal Mantan Napi Teroris Kembali Ditangkap Densus 88
Terduga Teroris di Grogol Petamburan Pernah Ikut Latihan Militer di Moro Filipina