Polri Pakai Drone Pantau Kemacetan Arus Mudik, Jarak Terbang Sampai 20 Km dan Zoom 30 Kali
Untuk drone ini nantinya bisa melakukan zoom mencapai 30 kali.
Penggunaan drone ini baru dipakai pada mudik lebaran tahun 2024.
Polri Pakai Drone Pantau Kemacetan Arus Mudik, Jarak Terbang Sampai 20 Km dan Zoom 30 Kali
- Aksi Sangar Paspampres Tembak Drone yang Terbang di Atas Ibu Negara, 'Drone Sekarang Lebih Bahaya'
- Ancaman Perang dari Serangan Udara, Poltekad Bikin Sendiri Drone Burung, Kolonel Nur Rachman 'Mendukung Untuk Pengintaian'
- 500 Drone dan Kembang Api Iringi Malam Tahun Baru 2024 di Bundaran HI
- Polri Optimalkan ETLE saat Libur Nataru
Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menggunakan drone untuk melakukan pemantauan arus mudik dan balik lebaran 2024. Untuk jangkauan drone itu nantinya akan mencapai radius 20 kilometer.
"Sehingga, nanti kemacetan-kemacetan yang menginformasinya terpenggal. Karena CCTV yang tidak bisa tercover seluruh keadaan nanti bisa dibantu dilengkapi dengan informasi dari drone yang memiliki kemampuan menjangkau sampai 20 KM itu," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy kepada wartawan, Kamis (4/4).
Ia menjelaskan, penggunaan drone ini baru dipakai pada mudik lebaran tahun 2024. Hal ini dijelaskannya untuk menyempurnakan sistem pemantauan, terlebih untuk jarak pemasangan kamera Close Circuit Television (CCTV) berjarak 500 meter setiap titiknya.
"Sehingga ada wilayah yang blank spot, yang tidak tercover oleh CCTV yang itu menyebabkan ketika kita membuat perhitungan tidak terlalu akurat. Nah dengan adanya drone ini, maka blank spot itu akan terhubung. Sehingga nanti analisis datanya itu dikomparasikan antara data dari CCTV dengan data yang dari drone," jelasnya.
Selain itu, untuk drone ini nantinya bisa melakukan zoom mencapai 30 kali. Sehingga, jika ada objek tertentu yang bermasalah bisa langsung diclose up dan bisa dicek secara detail terhadap kendaraan tersebut.
"Jadi tidak dari command center, jadi pangkalannya bisa kita pindah-pindah sesuai dengan urgensinya, dengan begitu maka nanti termasuk kalau ada kecelakaan, itu tidak perlu harus didatangi dulu lokasi untuk dicek kondisinya, kita cukup drone dulu kemudian drone memberi informasi, kemudian kita bisa mengambil keputusan," paparnya.
"Sehingga kita ketika datang ke tempat lokasi tidak untuk menganalisis, tetapi untuk mengeksekusi. Dengan begitu maka nanti kecelakaan-kecelakaan termasuk mobil mogok misalnya, itu kita harapkan dalam waktu yang singkat bisa terdeteksi dan bisa dilakukan penindakan atau aktivitas untuk perbantuan," sambungnya.
Lalu, untuk jumlah drone ini hanya baru ada satu unit. Akan tetapi, pada tahun berikutnya diharapkan akan bertambah menjadi lima alat teknologi tersebut yang bisa untuk memantau semua jalur mudik.
"Semua jalur mudik, terutama Cikampek-Kalikangkung, kemudian arah Selatan, Bandung dan ini mobile. Jadi nanti pangkalannya bergerak, tidak dari sini saja (KM29). Sehingga kalau radius 20 kilometer itu berarti cukuplah untuk mengcover, akan flektif nanti untuk pemanfaatannya itu, lokasi-lokasi yang memang harus kita cermati lebih detail, tidak sekedar dari bantuan CCTV yang ada," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso menjelaskan, hasil dari pemantauan drone tersebut akan diteruskan kepada para pemudik.
"Kemudian bisa dizoom sampai 30 kali, dan nanti informasi-informasi itu akan bisa kita blast kepada pemilik handphone yang ada di area 20 kilo itu. Sehingga masyarakat pemudik itu dapat mengetahui jalur di depannya itu padat atau tidak, atau mau lewat mana, nanti terblast dari SMS yang ada," pungkas Slamet.