Potret Jenderal Sepuh TNI Hadiri Bedah Buku Anak Proklamtor RI
Ia berharap, agar Guntur tetap menjadi pemikir pejuang yang selalu patriotik atau patriotisme.
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RIK Try Sutrisno, menghadiri peluncuran dan bedah buku Guntur Soekarnoputra di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (3/11).
Dalam acara peringatan ulang tahun ke-80 Guntur ini juga dihadiri pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno dan Yasonna Laoly.
- Potret Haru Seorang Ibu Pulang Sendiri Tengah Malam Usai Jualan di Pinggir Jalan, Tak Dijemput Sang Anak karena Dilarang Istri
- Tiga Mantan Wapres Duduk Sejajar Hadiri Akad Nikah Putri Andika Perkasa, Satunya Jenderal TNI Sepuh
- Potret Berwibawa AHY Hadiri Undangan Anak Brigjen Polisi Mantan Sespri SBY
- Potret Putra Jenderal TNI Saat Kenakan Seragam Loreng Baret Merah, Tulis Kenangan Manis di Rumah Dinas
Peluncuran buku yang ditulis oleh Guntur ini berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.
Dalam kesempatan ini, Puti Guntur Soekarnoputra mengatakan, buku yang ditulis Guntur ini merupakan yang keempat sejak Indonesia dilanda Covid-19. Hal ini dikatakan dalam sambutannya membuka kegiatan tersebut.
"Buku edisi keempat ini berjudul Sangsaka Melilit Perut Megawati, satu judul yang tentunya sangat patriotik. Jika kita nanti membaca isi dari cerita tersebut," kata Puti.
"Tentunya kita akan mengetahui perjalanan dari sangsaka bendera pusaka kita sangsaka merah putih yang dijahit oleh ibunda dari bapak Guntur Soekarno, ibunda dari Ibu Megawati, Bapak Guruh yang menjahit bendera pusaka kita. Dan perjalanan bendera pusaka kita, tetap tegak berdiri di Negara Kesatuan Republik Indonesia," sambungnya.
Ia menjelaskan, buku yang diluncurkannya ini memiliki sejarah yang luar biasa dan disebutnya sudah menjadi takdir di negeri ini.
"Bahwa keberadaan sangsaka merah putih dan perjalanannya sudah menjadi takdir untuk dibawa dan dijaga oleh Ibu Megawati Soekarnoputri untuk keutuhan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," jelasnya.
Ternyata, meski sudah berusai 80 tahun. Guntur tidak mau disebutkan sudah berusia 80 melainkan baru 80 tahun.
Karena, meski sudah memasuki lanjut usia (lansia). Guntur dikatakannya tetap memiliki kreativitas hingga tetap mempunyai semangat dalam menjalani hobinya.
"Dengan beragam aktivitas beliau, Alhamdulillah kami keluaarga sangat mensyukuri bahwa Bapak Guntur tetap memiliki kreativitas, tetap memiliki semangat dan selalu menjalankan hobi-hobinya salah satunya bermusik, bermain gitar, menyanyi dan salah satu hobi kegiatan yang sangat produktif yaitu menulis buku yang berjudul sangsaka meliliit perut Megawati," paparnya.
Sebagai putrinya, dirinya mengaku, tidak bisa membandingi semangat Guntur yang menuliskan ribuan kata dalam hitungan menit yang kemudian menjadi surat-surat merah yang dikirim kepadanya.
"Apa itu surat merah? Jadi kalau Pak Guntur itu suka menganalisa, analisa dalam tulisannya itu bisa sifatnya humaniora, bisa sifstnya sosial politik, bisa sifstnya budaya, nasionalisme atau Internasionalisme," ungkapnya.
"Maka tulisan-tulisan kemudian ditulis dan ditaruh di dalam map merah dan dikirimkan ke saya yang namanya surat surat merah dari papah. Dan Alhamdulillah hari ini, papa bisa mewujudkan apa yang menajdi analisa pikirannya," tambahnya.
Ia berharap, agar Guntur tetap menjadi pemikir pejuang yang selalu patriotik atau patriotisme.
"Saya harapkan semoga papa tetap sehat, selamat panjang umur, bahagia bersama keluarga besar, bersama anak cucu, teman-teman dan sahabat dan tentu papa menjadi pelita bagi kami, pemikir pejuang, pejuang pemikir, yang selalu patriotik yang selalu mengajarkan kita bagaiman ide dan gagasan Bung Karno," katanya.