Prakiraan BMKG: Puncak Musim Hujan di Jateng Januari-Februari 2023, Ini Sebabnya
Untuk tiga hari ke depan, wilayah Jawa Tengah masih diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan angin kencang juga berpotensi muncul dengan kecepatan 36 knot atau setara dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sampai tujuh kali melakukan rekayasa cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di Jawa Tengah.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menuturkan puncak musim penghujan di wilayah Jateng sebenarnya baru akan terjadi di Januari-Februari 2023. Cuaca ekstrem tersebut karena dipengaruhi siklon tropis yang muncul di wilayah barat Australia.
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Apa itu modifikasi cumi-cumi darat? Modifikasi cumi-cumi darat pada mobil disel menuai banyak kontroversi.
-
Mengapa BPBD DIY menyiapkan operasi modifikasi cuaca? “Rencana kami kalau itu memang darurat kekeringan betul akan dibuat modifikasi cuaca atau hujan. Nanti kalau modifikasi kurang, bisa untuk mengajukan dana terkait dengan dropping air ke kabupaten,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana dikutip dari ANTARA pada Rabu (31/7).
-
Bagaimana modifikasi cumi-cumi darat dilakukan? Modifikasi ini meningkatkan jumlah bahan bakar yang masuk ke silinder mesin, sehingga menyebabkan proses pembakaran tidak sempurna dan menghasilkan asap hitam pekat.
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
"Kondisi cuaca yang terjadi dipengaruhi faktor angin dari benua Asia dan ada seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Ada pengaruh dari masuknya siklon tropis dari barat Australia," kata Dwikorita, Senin (2/1).
Tanggal 4-8 Masih Hujan Sedang Hingga Lebat
Dia menambahkan, untuk tiga hari ke depan, wilayah Jawa Tengah masih diguyur hujan intensitas sedang hingga lebat. Bahkan angin kencang juga berpotensi muncul dengan kecepatan 36 knot atau setara dengan kecepatan 60 kilometer per jam.
"Ini yang perlu diwaspadai kami minta kepala daerah kalau ada pohon potensi tumbang perlu dipangkas. Untuk yang rawan roboh perlu ditegakan. Karena mulai tanggal 4 Januari, 5, 6, 7, 8 masih ada hujan intensitas sedang. Jadinya, situasinya masih ada genangan di Semarang," ungkapnya.
Khusus tanggal 3 Januari, hujan ekstrem berpotensi turun di Pekalongan, Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kudus, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora.
Sedangkan pada 5 Januari 2023, potensi hujan lebat akan terjadi di Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara. Wilayah ini diminta waspada karena turut berpotensi menyebabkan longsor.
"Kondisi hujan sedang saja bisa longsor karena tanahnya sudah jenuh. Bahkan Banjarnegara tanggal 4 sudah mulai waspada. Brebes juga ada banyak di lereng rawan longsor. Dan di tanggal 6 hujannya masih lebat di Purworejo dan Kebumen. Di sana sejak saya kuliah dulu selalu jadi langganan longsor. Untuk tanggal 7 akan meluas sekali ke Pemalang," jelasnya.
Rob Bahaya Bila Disertai Angin Kencang
Terkait potensi banjir berada di pesisir atau rob pada tanggal 8-14 Januari dan 22-24 Januari, Dwikorita menyebut akan menjadi berbahaya bila diikuti angin kencang dan hujan lebat.
"Yang berbahaya kalau kejadiannya muncul bersamaan. Hujan lebat, angin kencang dan rob justru yang patut diwaspadai. Ada juga gelombang tinggi. Di wilayah Laut Jawa yang terdeteksi citra satelit warna cokelat ketinggiannya bisa sampai 4 meter. Perlu diwaspadai di pantai selatan karena bisa sampai 3 meter," pungkas Dwikorita.
Terkait prakiraan cuaca tersebut, BMKG menyarankan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin kencang dalam tentang waktu bersamaan. Kepada pemda juga diminta memperhatikan kerawanan seperti pohon tumbang di Jalan Raya yang membahayakan pengendara.
(mdk/lia)