Prediksi BMKG: 27,5 Persen Wilayah Indonesia akan Alami Hujan Tak Wajar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terdapat 27,5 persen wilayah Indonesia yang akan mengalami hujan di luar kewajaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi terdapat 27,5 persen wilayah Indonesia yang akan mengalami hujan di luar kewajaran. Adapun beberapa wilayah akan alami hal tersebut yaitu Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, Aceh.
"Yang mulai terpantau curah hujan di luar kewajaran. Dalam prediksi 27,5 persen wilayah Indonesia yang akan alami hujan di atas normal, artinya di luar kewajaran," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran telekonference, Selasa (13/10).
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Bagaimana BMKG Tuban mencatat jumlah gempa susulan? "Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB," kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3).
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Kenapa BMKG meminta warga Pandeglang dan Lebak waspada? Ini kemudian memicu dampak yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Selain Sumatera, Sulawesi juga terpantau akan alami curah hujan intensitas sangat tinggi. Tidak hanya itu, hal serupa berpotensi terjadi di Jawa Barat.
Dwikorita juga mengingatkan untuk mengantisipasi badai La nina pada Oktober hingga November. Ada beberapa wilayah yang harus mendapat prioritas penanganan yaitu Jawa hingga Nusa Tenggara.
"Prioritas Jawa, tergantung bulannya. Untuk Oktober- November terutama Jawa hingga nusa tenggara, Sulawesi terutama bagian Selatan, tengah juga Kalimatan Tengah, kep maluku, papua bagian barat, termasuk Maluku utara. Kemudian di bulan Desember itu terlihat di sini terutama wil Indonesia tengah," ungkap Dwikorita.
Antisipasi Multibencana
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan fenomena La Nina perlu diantisipasi sedini mungkin. Sebab fenomena tersebut menurut BMKG berpotensi menimbulkan multibencana mulai dari gempa hingga tsunami.
"Bu Dwikorita (Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,BMKG) mengingatkan bisa saja dan nanti multibencana misalnya gempa atau tsunami. Nah itu perlu diantisipasi," kata Luhut.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga memerintahkan kementerian hingga lembaga terkait untuk bekerja dengan berlandaskan data dari BMKG.
"Karena dengan itu nanti kita akan bisa mengurangi kemungkinan apa dalam menangani peristiwa semacam itu," ungkap Luhut.
Luhut menambahkan, bencana alam dapat memengaruhi penanganan Covid-19. Sehingga harus dicegah sedini mungkin. Luhut meminta BMKG memperkuat sistem peringatan dini.
"Mungkin saja ada tsunami, mungkin saja ada gempa bumi. Nah itu juga akan memengaruhi penanganan covid-19 karena ada pengungsian dan sebagainya. Jadi dibangun satu sistem yang betul-betul canggih agar bisa bekerja dengan cepat," ujar Luhut.