Presiden Jokowi minta wali kota tidak mengecer anggaran
Presiden Joko Widodo meminta wali kota agar tidak biasa mengecer anggaran. Agar terlihat hasilnya, anggaran harus fokus pada pembangunan dan tidak terkesan membagi-bagi agar merata, tetapi tidak memiliki kejelasan hasil.
Presiden Joko Widodo meminta wali kota agar tidak biasa mengecer anggaran. Agar terlihat hasilnya, anggaran harus fokus pada pembangunan dan tidak terkesan membagi-bagi agar merata, tetapi tidak memiliki kejelasan hasil.
"Anggaran fokus, konsentrasi ke satu hal. Misalnya ada anggaran pembangunan Rp 300 miliar, diarahkan 60 sampai 70 persen fokus yang kita inginkan apa? Ingin merancang tata kota yang baik, silakan gunakan uang itu untuk kota misalnya," katanya di hadapan 98 wali kota dalam Rakernas XII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Kota Malang, Kamis (20/7).
Jokowi mengaitkan penggunaan anggaran tersebut dengan diferensiasi yang dimiliki sebuah kota. Sehingga hasil pembangunan bisa terlihat dan dinikmati oleh masyarakat.
Lanjut Jokowi, untuk diferensiasi misalnya dicontohkan, sebuah kota membangun trotoar rata-rata hanya 1 meter. Bisa dibuat trotoar dengan 5 sampai 6 meter yang menjadi pembeda dengan kota lain.
"Itu (kalau fokus) kota akan jadi, percaya saya. Kalau kerja fokus. Jangan biarkan anggaran itu diecer-ecer. Misalnya dinas anggarannya naik Rp 100 miliar, dibagi Rp 5 miliar, Rp 5 miliar, ya sudah hilang tidak ada baunya," sambunngnya.
Langkah itu juga yang diterapkan oleh Jokowi dalam mengelola APBN dengan harapan terlihat hasilnya dan mudah untuk dikontrol. Selama ini APBD pemerintahannya fokus pada infrastruktur yang dirasa sangat dibutuhkan.
"Sama seperti APBN, saya hanya ingin fokus pada infrastruktur. Karena ini menjadi hal yang sangat mendasar dan dipentingkan bagi kompetisi sebuah negara. Basic-nya di situ, baru menginjak yang lain. Fokus akan jadi barang, gampang ngontrolnya," katanya.
Presiden Jokowi yang dua periode pernah menjabat sebagai pengurus menutup Rakernas Apeksi. Tampak mendampinginya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Ketua Dewan Pengurus Apeksi Airin Rachmi Diany.
"Saya dua periode menjadi wali kota dan menjadi pengurus Apeksi terus. Memang tidak menjadi ketua, kalau jadi ketua saya tidak jadi presiden," kata Jokowi sebelum akhirnya menyatakan penutupan Rakernas XII Apeksi.