Profil Singkat Edison Gwijangge, Negosiator Pembebasan Pilot Susi Air Philip Mehrtens
Edison Gwijangge menjadi juru kunci penyelamatan Kapten Philips Mehrtens setelah ditunjuk Panglima TNI saat itu Laksamana Yudo Margono.
Upaya pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens tidak lepas dari buah tangan tim negosiator melobi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Berkat kepiawain negosiator itu, pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut bebas dengan selamat pada Sabtu (21/9) lalu.
Tim negosiator itu terdiri dari tiga orang. Mereka adalah Edison Gwijangge, Yospian Wandikbo, dan Erlina Gwijangge.
- Kapolri Puji Negosiator Pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark: Keselamatan Sandera Prioritas Utama
- Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens Tiba di Lanud Halim Perdanakusuma
- Kapuspen TNI: Pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mehrtens Berkat Koordinasi TNI-Polri dan Masyarakat
- Usai Bebas dari KKB, Pilot Susi Air Kapten Phillip Mark Mehrtens Dibawa ke Jakarta Pakai Pesawat TNI AU
Edison Gwijangge menjadi juru kunci penyelamatan Kapten Philips Mehrtens setelah ditunjuk Panglima TNI saat itu Laksamana Yudo Margono. Berikut profil singkat Edison Gwijangge, salah satu negosiator pembebasan Kapten Philips Mehrtens.
Sepak Terjang Edison Gwijangge
Edison Gwijangge merupakan seorang birokrat Indonesia. Dia sempat menjabat sebagai ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Nduga.
Edison juga sempat menjabat sebagai Asisten III Setda Provinsi Papua Pegunungan. Pada 5 Juni 2023, dia diangkat menjadi pelaksana jabatan Bupati Nduga.
Peran Edison Gwijangge
Keterlibatan Edison membebaskan Kapten Philip Mehrtens pernah diungkapkan Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno. Menurut Bayu, Edison menjadi jembatan komunikasi dengan KKB untuk membebaskan Kapten Philip Mehrtens yang sampai saat ini masih dalam kondisi sehat.
"Baik-baik saja. PJ Bupati Nduga yang intens (berkomunikasi). Melibatkan (Satgas Damai Cartenz) kami di belakang untuk gakkum-nya. Karena Egianus Kogoya hanya percaya ke Pj Bupati karena ada hubungan keluarga," kata Bayu saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).
Proses Pembebasan
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan proses negosiasi dilakukan Edison Gwijangge, Yospian Wandikbo, dan Erlina Gwijangge untuk membebaskan Kapten Philip Mehrtens. Detik-detik proses pembebasan itu diceritakan ketiga negosiator saat bertemu Jenderal Sigit di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Senin (23/9).
Jenderal Sigit mengapresiasi pendekatan soft approach dilakukan tim negosiator untuk membebaskan Kapten Philip Mehrtens. Menurut dia, pendekatan soft approach penting dilakukan karena keselamatan sandera merupakan prioritas utama.
Dalam pertemuan tersebut, Listyo mendengarkan cerita detik-detik pembebasan Kapten Philip. Pilot Susi Air tersebut menjadi korban penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kurang lebih 1 tahun 7 bulan, dimulai sejak 7 Februari 2023 oleh KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya.
Peristiwa itu terjadi ketika Kapten Philip melakukan penerbangan menuju Distrik Paro, Kabupaten Nduga. Atas kejadian tersebut, TNI-Polri langsung menggelar Operasi Paro yang melibatkan 978 personel, dengan rincian 513 TNI dan 465 Polri.
Tim pembebasan sandera berupaya membebaskan Kapten Philip dengan mengedepankan pendekatan soft approach melalui upaya negosiasi. Hingga akhirnya, dia berhasil bebas pada 21 September 2024.
Tim pembebasan sanderan yang kembali dari Kampung Yuguru dengan membawa Kapten Philip ke Mimika pun langsung melaporkan situasinya kepada Kapolres Mimika.
“Alhamdulillah, sandera dapat bebas dengan aman dan selamat. Kondisinya pun dalam keadaan sehat ketika kembali,” kata Sigit.
Adapun dalam pertemuan tersebut hadir tim negosiator pembebasan Kapten Philip yakni Edison Gwijangge, Yospian Wandikbo, dan Erlina Gwijangge. Sementara dari Polri ada Astamaops Kapolri Irjen Verdianto Iskandar Bitticaca, Wakapolda Papua sekaligus Kaops Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani, Kabid TIK Polda Papua sekaligus Kasatgas Gakkum Ops Damai Cartenz Kombes I Gusti Gde Era Adhinata, dan Kapolres Mimika Polda Papua AKBP I Komang Budiartha.