Protes Fadli Zon Soal Puisi Doa Tertukar, Santri di Bogor Gelar Aksi Bela Mbah Moen
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menegaskan bahwa puisinya sama sekali tak menghina dan bukan ditujukan kepada Mbah Moen. Menurutnya, ini adalah 'gorengan' lawan politiknya.
Sejumlah santri di sejumlah daerah hari ini serentak menggelar aksi memprotes dan mengecam politisi Partai Gerindra Fadli Zon yang dinilai sering menghina dan melecehkan kiai NU. Demo serentak itu antara lain dilakukan di Karawang, Banten, dan Bogor.
Fadli Zon yang juga Wakil Ketua DPR, dianggap sudah keterlaluan dalam merendahkan sejumlah kiai NU, seperti Kiai Yahya Staquf, Kiai Ma'ruf Amin, dan yang terakhir KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) dengan menulis puisi 'Doa yang Tertukar'.
-
Apa yang dilakukan Geng Cendol saat arisan mereka? Geng Cendol kembali mengadakan arisan rutin mereka, kali ini berkumpul di sebuah restoran bergengsi. Bukan Geng Cendol namanya jika arisan mereka tidak meriah, selalu penuh tawa dan kehebohan setiap kali mengadakan acara.
-
Apa yang dilakukan Gisel, Gading, dan Gempi di acara Sports Day? Gempi, Gisel, dan Gading berpartisipasi dalam berbagai perlombaan di acara Sports Day tersebut. Bahkan, mereka kompak memakai baju berwarna hijau yang senada.
-
Bagaimana bentuk Meron? Meron terbuat dari kayu, dengan ukiran khusus seperti untaian bunga, susunan daun, hingga motif khas Tiongkok yang legendaris.
-
Apa yang dirayakan Rendi Jhon dan Glenca Chysara? Dalam perayaan anniversary yang diisi dengan makan malam romantis di The Apurva Kempinski Bali, keduanya tidak hanya merayakan momen tersebut, tetapi juga menuliskan harapan serta doa-doa dalam unggahan spesial mereka.
-
Apa itu Berondong Gabah Ketan? Berondong Gabah Ketan merupakan salah satu camilan yang terkenal pada era 80-an.
-
Di mana Gading Marten menyusul Gisella dan Gempi? Saat tiba di Sydney, Gading tampak sangat bahagia bisa berkumpul dengan Gempi dan mantan istrinya.
Akibat puisi yang menistakan kiai, santri se-Kabupaten Bogor hari ini selain menyatakan protes juga mendeklarasikan pindah haluan dalam pilpres 2019.
Ustadz Rahmatullah Koordinator Aliansi Santri Bela Kiai (ASBAK) mengatakan, puisi yang menyudutkan ulama sepuh KH Maimoen Zubair itu menimbulkan polemik di kalangan santri, tak terkecuali kaum santri di Kabupaten Bogor.
Karena itu, sedikitnya 5.000 santri se-Kabupaten Bogor berkumpul di Lapangan Tegar Beriman Bogor, Jum'at (15/2) melakukan Aksi Bela Mbah Moen. Dalam aksi tersebut para santri menumpahkan kekecewaannya kepada Fadli Zon yang telah menistakan Mbah Moen.
"Kami sebagai santri dan muhibbin Kiai merasa kecewa dan sakit hati ketika Mbah Moen disudutkan. Padahal para santri banyak pendukung pak Prabowo. Tapi karena puisi penghinaan itu kami pindah haluan," ujar Rahmatullah, Jumat (15/2).
Dari berbagai santri yang hadir antara lain ratusan perwakilan santri dari Cisarua. Santri dari daerah yang merupakan tempat kediaman Fadli Zon itu merasa malu dan kecewa dengan sikap Fadli yang sering melecehkan tokoh dan kiai NU.
"Sebagai warga yang bertetangaan dengan dia, kami sangat malu. Kami sudah tidak simpati lagi kepada penista kiai!" tegas Cecep Sholeh salah satu santri dari Cisarua.
Rahmatullah menambahkan, menistakan kiai sama dengan menghina para santri. Padahal imbuhnya masyarakat Bogor mayoritas berlatarbelakang pesantren.
Sementara itu salah satu tokoh santri dari Bojong Koneng, Babakan Madang, Ustadz Reza, mengimbau kepada para santri di Kabupaten Bogor agar memberikan sanksi kepada penista kiai dengan sanksi sosial.
"Orang yang menistakan kiai, kalau dia caleg, jangan dipilih. Kalau dia punya jagoan capres, jangan dipilih!" tegas Reza yang bertetanggaan dengan Prabowo.
Dia juga menyebutkan akibat penistaan itu banyak dari kaum santri yang berpindah haluan dari Capres Prabowo ke Capres Joko Widodo. "Daripada kami memilih capres yang tidak peduli dengan santri, lebih baik kami memilih capres yang sudah jelas memberikan Hari Santri Nasional," pungkas Cecep.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menegaskan bahwa puisinya sama sekali tak menghina dan bukan ditujukan kepada Mbah Moen. Menurutnya, ini adalah 'gorengan' lawan politiknya.
"Kalau orang yang punya literasi coba dicek jelas, saya berulang kali katakan itu bukan buat Mbah Moen, Mbak Moen itu saya hormati, saya sebut kau penguasa tengik, emang Mbah Moen penguasa? Ya lagian itu puisi, tetapi kalau mau digoreng-goreng ya goreng saja silakan," kata Fadli di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).
Fadli menolak jika dituntut meminta maaf soal puisinya. "Untuk apa, saya tidak ada perbuatan yang lawan hukum di situ," ujarnya.
Berikut puisi Fadli Zon atas polemik salah ucap Mbah Moen saat berdoa di samping Jokowi:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Fadli Zon, Bogor, 3 Feb 2019
Baca juga:
Ketum PBNU Sarankan Fadli Zon Minta Maaf Langsung pada Mbah Moen
Fadli Zon Klaim Jarak Jokowi-Prabowo Tipis, Erick Thohir Ingatkan Jangan Manipulatif
Yenny Wahid Nilai Fadli Zon Rugikan Diri Sendiri soal Puisi 'Doa Yang Ditukar'
Sekjen PPP Sindir Fadli Zon Lebih Sering Bikin Puisi Daripada Pamer Kinerja
Fadli Zon Akui Prabowo-Sandi Masih Harus Kerja Keras di Jateng dan Jatim
Prabowo Gempur Jateng, Jokowi 'Counter Attack' di Jabar
Ketum PPP Sebut Puisi Fadli Zon Bikin Solid Santri Dukung Jokowi