Protes pembangunan Tol Solo-Kertosono, warga merasa tak diperhatikan
Dalam aksi tersebut warga meminta dua jalan desa yang terputus akibat pembangunan jalan tol dihidupkan lagi.
Pembangunan jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) di Kabupaten Sragen, terkendala protes sejumlah warga. Mereka meminta pemerintah membangun sejumlah fasilitas untuk memperlancar akses menuju desa atau wilayah masing-masing.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga pertengahan bulan ini, tercatat empat aksi demonstrasi di tempat berbeda memprotes pembangunan tol Soker. Rata-rata alasan mereka, yakni pemerintah kurang memperhatikan kepentingan warga terdampak.
Aksi pertama dilakukan warga Desa Duwet dan Desa Jati Kecamatan Masaran pada 24 Mei lalu. Mereka menuduh pemerintah jalan Tol Soker tak melibatkan warga terdampak, padahal pembangunan itu memutus akses warga setempat. Aksi demonstrasi berikutnya dilakukan warga Desa Tangkil Kecamatan Sragen pada 15 Agustus lalu. Mereka meminta akses jalur evakuasi bencana tetap hidup.
Selanjutnya aksi demonstrasi dilakukan warga Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal. Mereka meminta jalan utama desa untuk dihidupkan, sebab jalan overpass yang dibuat tidak sesuai.
Aksi protes terakhir dilakukan warga Desa Toyogo Kecamatan Sambungmacan, Kamis (15/9) siang ini. Dalam aksi tersebut warga meminta dua jalan desa yang terputus akibat pembangunan jalan tol dihidupkan lagi.
Perangkat Desa Toyogo, Suhartono mengemukakan, dalam aksi di desanya, warga menuntut dibangunnya underpass agar akses jalan tak terputus. Menurut dia terdapat dua jalan di Desa Toyogo yang akhirnya terputus. Dia menjelaskan ada dua dukuh yang membutuhkan jalan yakni dukuh Krujon dan dukuh Karangasem.
"Warga RT 01 dan RT 26 kesulitan untuk melakukan aktivitas, soalnya fasilitas warga terpisah jalan tol seprti masjid, makam, sekolah dan termasuk ke sawah,” ucapnya.
Menanggapi tuntutan warga tersebut, Staf Proyek tol Solo Ngawi Jaya (SNJ), Gianto, mengatakan akan meneruskannya pada pimpinan. Saat ini pihaknya menunggu keputusan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengeluarkan rekomendasi menanggapi permintaan warga.
"Kami akan melakukan kroscek lagi, dua titik ini ada di lampiran atau tidak, jika belum kita tambah dan sampaikan rekomendasi ke DPU Sragen,” terang Gianto.
Dihubungi terpisah. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen Zubaidi menyampaikan keputusan permintaan warga ada di BPJT. Menurutnya masalah tol Soker di Kabupaten Sragen masih ada sekitar 27 titik. Data tersebut berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan bersama Wakil Bupati Sragen, Dedy Endriyatno beberapa waktu lalu.