PSK Kembali Marak, Gunung Kemukus Akan Dijadikan Wisata Keluarga
PSK Kembali Marak, Gunung Kemukus Akan Dijadikan Wisata Keluarga. Seiring berjalannya waktu kondisi lingkungan ziarah kembali seperti semula. Sejumlah PSK kembali menghuni rumah-rumah warga di sana. Meskipun sudah berulangkali ditertibkan, namun puluhan PSK tetap kembali.
Sejak Oktober 2017 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen telah menyatakan bahwa kawasan wisata ziarah Gunung Kemukus bebas dari prostitusi, karaoke dan warung-warung remang-remang. Aktivitas prostitusi di kawasan tersebut mengkhawatirkan, apalagi saat itu 18 pekerja seks komersial (PSK) terindikasi mengidap HIV/AIDS.
Seiring berjalannya waktu kondisi lingkungan ziarah kembali seperti semula. Sejumlah PSK kembali menghuni rumah-rumah warga di sana. Meskipun sudah berulangkali ditertibkan, namun puluhan PSK tetap kembali.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Patenggeng terbentuk? Menurut tim Geologi, Gunung Patenggeng merupakan gunung purba berusia jutaan tahun.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
"Kita sudah berulangkali menertibkan, tetapi saat kita razia mereka menghilang. Kita sudah mendata, yang bekerja di sana itu kebanyakan pendatang. Yang orang asli Sragen itu cuma 20 persen," ujar Bupati Sragen Kusdinar Yuni Untung Sukowati, saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (3/4).
Ke depan, Yuni berencana untuk menata Gunung Kemukus menjadi tempat wisata keluarga. Wisata tersebut akan terintegrasi dengan dua destinasi wisata lainnya. Yakni Waduk Kedungombo dan Museum Purbakala Sangiran. Kebetulan ketiga lokasi wisata tersebut letaknya saling berdekatan.
"Kita sudah buat DED (detail engineering design)-nya untuk bisa membuat Gunung Kemukus menjadi wisata keluarga. Kemarin saya nyuwun (minta) juga kepada pemerintah pusat. Karena itu menjadi satu kesatuan pariwisata nasional sebenarnya. Sangiran, Kedungombo dan Gunung Kemukus itu menjadi satu kesatuan," katanya.
Yuni menyampaikan, Pemkab Sragen pernah mengajukan anggaran baik ke pusat maupun ke pemerintah provinsi. Namun DED yang diajukan tersebut dinilai kurang menyeluruh, sehingga belum disetujui. DED yang dikehendaki, lanjut Yuni, harus merupakan kesatuan antara ketiga lokasi wisata tersebut, dan bukan perbaikan satu persatu.
"Mereka menanyakan, kenapa tidak integrated saja satu paket. Akhirnya tahun ini kita buat DED-nya. Targetnya tahun 2020 barang kali kita bisa peroleh dananya dari pemerintah. Kemarin pak Ganjar (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo) juga sudah memberikan lampu hijau," jelasnya.
Yuni merasa risih dengan pemberitaan negatif terkait Gunung Kemukus. Apalagi setiap membuka berita tentang Sragen di internet, yang muncul hanya tentang Gunung Kemukus. Terkait anggaran untuk memperbaiki fasilitas ketiga obyek wisata itu, terutama Gunung Kemukus, Yuni belum bisa memastikannya. Namun ia memperkirakan, dibutuhkan anggaran yang cukup besar.
Sedangkan untuk wisata keluarga yang dimaksud, Yuni menjelaskan, bisa saja di sekitar sungai di Gunung Kemukus dibikin taman dengan dilengkapi tempat duduk dan area bermain anak yang bisa diakses oleh masyarakat. Bisa juga dibuat zona untuk ruang pameran dan lainnya.
"Petilasan untuk makam harus tetap dilestarikan. Kita membuat paradigma barulah. Pengajian diadakan di sana, pusat kegiatan diadakan di sana, hari jadi Sragen barang kali nanti ditaruh di sana. Lama-lama bisa mengikis itu, dan itu butuh dana yang tidak sedikit," tandasnya.
Lebih lanjut Yuni menyampaikan, berdasarkan pendataan yang dilakukan, status tanah di lokasi tersebut banyak yang sudah menjadi hak milik para penghuni. Kondisi tersebut menjadi penghambat Pemkab Sragen untuk penataan kawasan.
Meski dilakukan penataan, Yuni memastikan tidak akan mengikis kearifan lokal, yakni ritual kepada leluhur di sana. Hanya saja bentuk ritual yang selama ini menyimpang harus dirubah.
"Ruhnya tidak boleh hilang, kearifan lokalnya harus kita uri-uri (dilestarikan), bentuk ritualnya yang harus dirubah. Omah-omah sing ono kamar-kamar sempit kono kae ndang dibongkari kabeh," tegasnya.
Yuni menambahkan, upaya terakhir telah dilakukan yakni dengan penertiban para PSK. Setelah dibawa ke Pemkab, mereka diberikan berbagai pelatihan kerja. Setelah selesai mereka kemudian dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Dengan harapan, mereka akan bekerja di rumah dan tak kembali lagi ke Gunung Kemukus.
"Pada saat mas Wabup (Wakil Bupati) ke sana menggerebek itu, kita pindahkan. Kita berikan pelatihan dan kita pulangkan ke rumah masing-masing," katanya.
Memang untuk kesekian kalinya, Pemkab Sragen menertibkan apa yang mereka sebut prostitusi berkedok wisata ziarah di Gunung Kemukus yang terletak di Dusun Gunungsari, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang. Namun upaya tersebut seperti sia-sia. Para PSK selalu kembali dan melakukan kegiatan yang sama.
Baca juga:
12 Warga dilaporkan kena AIDS karena ritual seks di Gunung Kemukus
Gunung Kemukus, antara ritual seks dan pencari berkah berziarah
Ganjar minta Gunung Kemukus dijadikan tempat wisata Islami
Mahasiswa UGM ungkap mitos ritual seks di Gunung Kemukus
Tak ada prostitusi, pengunjung Gunung Kemukus menurun drastis
69 Tempat karaoke dan 158 PSK di Kemukus dilarang beroperasi