Pulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Petugas Densus juga meggeledah rumahnya.
- Anak Anggota TNI Tulis Pesan ke Polisi Minta Dijemput Sekolah, Kisah Hidupnya Sangat Mengharukan
- Ibu Rumah Tangga di Medan Tega Aniaya Putri Kecilnya, Ditindih Hingga Dicambuk Berkali-kali
- Tak Terlibat, Orang Tua Terduga Teroris Remaja di Malang Dipulangkan Densus 88
- Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Pulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
Personel Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggeledah rumah terduga tindak pidana terorisme di Desa Semen, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (16/12).
Petugas Densus 88 juga menyita sejumlah barang bukti.
Kepala Desa Semen Suyanto mengatakan penggeledahan dilakukan setelah tim Densus 88 menangkap terduga teroris SL (51) yang merupakan warga Tangerang.
Dia diamankan Tim Densus 88 di jalan desa setempat setelah mengantar anaknya sekolah.
"Dia diamankan sekitar jam 07.00 pagi tadi di jalan, setelah mengantar anak sekolah," ujar Suyanto kepada wartawan di Ngawi. Demikian dikutip dari Antara.
Menurut dia, setelah menggeledah, tim densus sempat membawa sejumlah barang bukti dari rumah SL.
Berdasarkan informasi, petugas mengamankan sejumlah barang saat menggeledah seisi rumah. Seperti telepon genggam dan laptop milik terduga teroris.
SL yang warga Tangerang tersebut sudah dua tahun tinggal di Desa Semen. Dia tinggal di rumah orang tua istrinya.
Namun, selama 2 tahun berada di desanya, kata Suyanto, SL belum pernah mengurus surat pindah domisili. Rumah yang ditinggali terduga teroris itu merupakan rumah mertuanya.
"Tidak laporan pindah ke RT, akhirnya RT bertanya karena sudah dua tahun. Alasannya setelah istrinya melahirkan akan kembali lagi ke Tangerang," kata Suyanto.
Warga desa setempat, Samiji, menambahkan jika keseharian terduga dikenal jarang berkumpul dengan warga dan tertutup. Samiji hanya mengetahui yang bersangkutan bekerja sebagai petani dan sering berkebun ketika ada di rumah.
"Kalaupun keluar rumah, biasanya ke masjid atau mengantar anaknya ke sekolah," kata Samiji.
Saat ini rumah terduga teroris sudah dipasangi garis polisi dan menjadi perhatian warga setempat.