Puluhan Siswa SD di Solo Kembali Dites Swab PCR
Kegiatan yang dilakukan secara acak tersebut merupakan surveilans Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap kedua.
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo melakukan tes swab PCR, terhadap puluhan siswa Sekolah Dasar (SD), Selasa (23/11). Kali ini yang menjadi sasaran adalah 30 siswa kelas 4 hingga 6 SD Negeri Kestalan. Kegiatan yang dilakukan secara acak tersebut merupakan surveilans Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahap kedua.
Ketua Satgas Covid-19 SD Kestalan yang juga Guru Pendidikan Jasmani, Sri Hartuti mengatakan, jumlah keseluruhan dari siswa SD Negeri Kestalan adalah 292 siswa. Namun hanya 30 siswa yang menjadi sasaran tes swab PCR.
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus tertua yang pernah ditemukan? Dalam sekuens mentah tersebut, mereka mencari sisa-sisa genom atau keseluruhan informasi genetik suatu organisme dari tiga jenis virus DNA: adenovirus, herpesvirus, dan papillomavirus. Dari analisis tersebut, para peneliti berhasil menemukan virus tertua yang pernah ditemukan.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
"Sasaran kita tidak hanya siswa, tapi juga para guru. Terutama yang sering bersinggungan langsung dengan siswa di kelas," ujar dia, Selasa (23/11).
Menurut Hartuti pihaknya tidak mengetahui jika akan ada tes PCR hari ini. Namun sebelumnya sudah diberitahukan jika suatu saat akan disasar untuk pengambilan sampel tes swab PCR.
"Kita diberi tau secara mendadak. Dua hari lalu sudah diberitahu tetapi tidak tahu kalau ternyata pelaksanaannya hari ini," jelasnya.
Hartuti mengatakan, sekolahnya lebih meningkatkan kewaspadaan dalam berbagai perilaku orangtua. Yakni dengan memperhatikan prokes siswa. Dikarenakan banyak orangtua siswa yang tak menggunakan masker saat menjemput anaknya.
"Sudah kita share ke grup wali kelas untuk memperhatikan prokes anak-anak mereka dan juga orangtua," tutur dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, menambahkan, surveilans tahap kedua sudah dimulai Senin kemarin. Untuk tahap kedua ini, sebanyak 29 sekolah menjadi sasaran.
"Sasaran kita ada 29 sekolah, 16 sekolah SD, 7 SMP, 4 SMK dan sisanya dari MAN," jelasnya.
Kegiatan tersebut, dikatakan Siti, akan dilakukan hingga tanggal 26 November mendatang. Menurutnya, kegiatan surveilans tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada anak selama PTM terbatas.
"Kalau diketahui lebih cepat kan kita langsung lakukan eksekusi, kita lakukan treatment. Justru dengan surveilans ini, Pak Wali juga sudah sampaikan sekolah ini harus bersyukur, orangtua harus bersyukur mendapat kesempatan," tukasnya.
Siti menyampaikan, karena selama ini kasus Covid-19 selama PTM, tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG). Hal tersebut tidak aman karena mereka menjadi carier atau pembawa. Untuk itu prokes harga mati dan masker adalah mutlak.
"Karena banyak OTG, anak-anak ini yang 107 kemaren tanpa gejala semua. Itu mungkin anaknya tidak apa, tapi di rumah ada eyangnya atau mungkin nanti datang ke eyangnya atau bapak ibunya bisa bisa yang sakit," katanya.
Lebih lanjut dikatakan. jika nanti ditemukan ada siswa yang hasilnya positif, akan langsung diambil tindakan. Diantaranya dengan memperluas tracing.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berharap hasil surveilans untuk siswa SD tersebut negatif semuanya.
"Harapannya semua negatif, udah itu saja," ucapnya.
Pihaknya juga sudah menyiapkan lokasi isolasi terpusat (isoter) untuk anak. Sehingga jika ada yang positif Covid-19 bisa langsung dibawa ke isoter anak.
"Tempat isoter anak udah siap, harapannya enggak ada yang positif. Ya nanti kalau ada yang positif tinggal kirim aja. Orang tuanya mendampingi, rumahnya bagus kok malah lebih bagus dari Loji Gandrung," tutup dia.
Baca juga:
Satgas Ingatkan Sekolah Aktif Catat & Laporkan Penularan Covid-19 saat Tatap Muka
Sejak 15 November, Sekolah Jakarta di Semua Jenjang Sudah Melaksanakan PTM
Korea Selatan Buka Kembali Sekolah dengan Kapasitas Penuh di Setiap Kelas
Terjadi Klaster PTM, Satgas Covid-19 Depok Evaluasi Kerumunan Penjemput Anak Sekolah
Wagub DKI: Penularan Covid-19 Siswa Bukan di Sekolah, Namun Diperjalanan
Ada Siswa Positif Covid-19 Pemkot Bogor Hentikan PTM di SDN Sukadamai 2