Putera Kartosoewirjo Minta Rakyat Indonesia Tak terjebak Ide Pendirian Negara Islam
Sardjono merupakan putera Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau dikenal Kartosoewirjo. Imam gerakan DI/TII pada 1949 hingga 1962.
Sardjono ingat betul dampak dirasakannya dan keluarga saat mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Kenangan itu masih melekat meski secara organisasi yang dipimpin ayahnya tersebut ditumpas sekitar 57 tahun silam.
Sardjono merupakan putera Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau dikenal Kartosoewirjo. Imam gerakan DI/TII pada 1949 hingga 1962. Kartosoewirjo ditembak mati pada 5 September 1962.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Apa latar belakang keluarga Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Dia mengaku konflik berkepanjangan yang diwarisi ayahnya begitu berdampak terhadap kehidupannya dan anggota DI/TII lainnya.
"Saya tidak bisa menilai sesuatu hal yang baik atau buruk. Itu bukan hak saya. Itu nanti Allah yang memutuskan. Tetapi saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan. Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan baik itu, apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluarganya," ucap Sardjono.
Label sebagai anak 'pemberontak' membuat kehidupannya secara ekonomi dan politik sulit. Dia pun berpesan agar semua pihak yang mengambil jalan berseberangan dengan pemerintah kembali ke pangkuan NKRI.
Keputusan itu pun telah diambilnya hari ini. Bersama mantan anggota Harokah Islam Indonesia, eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII), Sardjono mengucap sumpah setia terhadap NKRI di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8).
"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama, membangun negara ini. Sebab negara kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," kata Sardjono.
Karenanya, masih kata dia, jikalau ada yang mencoba mengusik ideologi bangsa, maka itu sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk membelanya.
"Kalau ada yang memecah ideologi, kitalah bagian yang harus membela ideologi ini," tukasnya.
Dia tak menepis saat ditanya adakah anggota yang masih eksis. "Saya tidak punya statistik yang real, tapi diperkirakan mungkin sekitar dua jutaan yang masih eksis. Tapi itu perkiraan kasarnya," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Dipimpin Anak Kartosoewirjo, Eks DI/TII Hingga NII Ucap Sumpah Setia dengan NKRI
Kekalahan tentara Kartosoewirjo terulang pada Santoso
Kisah unik TNI kalahkan pasukan Darul Islam dengan ikan asin
Kisah Kartosoewirjo nyaris ditangkap pasukan Idjon Djanbi
Peluru tentara buktikan Imam Negara Islam Indonesia bukan nabi
Ahmad Dhani ungkap hubungan Mulan & keluarga dengan Kartosoewijo
Kisah Imam Darul Islam diselamatkan banjir saat dikejar Kopassus