Ratusan Reptil dan Unggas Asal Luar Negeri Dimusnahkan Balai Karantina Bandara Soetta
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Soekarno-Hatta memusnahkan ratusan ekor reptil dan unggas dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi dan berpotensi membawa hama penyakit.
Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Bandara Soekarno-Hatta memusnahkan ratusan ekor reptil dan unggas dari luar negeri yang masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi dan berpotensi membawa hama penyakit.
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan Badan Karantina Pertanian, Junaidi menerangkan pemusnahan hewan reptil dan unggas dalam kondisi mati itu masuk ke Indonesia tanpa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Tempat wisata apa yang menawarkan pemandangan indah hutan dan sungai di Tangerang? Tebing Koja menawarkan panorama alam yang memukau, terutama saat matahari terbenam. Dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dan sungai yang hijau, serta kota Jakarta yang terlihat jauh di kejauhan.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan bencana banjir lumpur terjadi di Tangerang Selatan? Bencana banjir lumpur dikarenakan jebolnya tanggul Situ Gintung yang berlokasi di Tangerang Selatan menimbulkan berbagai macam penyakit bagi penduduk sekitar.
-
Di mana Taman Bambu Tangerang berada? Berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, taman ini cocok bagi muda-mudi yang ingin bersantai dengan nuansa berbeda di tengah hiruk pikuk perkotaan.
-
Kenapa Bedug Ngamuk Cilongok dipindahkan ke Tangerang? Alasan bedug dibawa ke Banten karena sebelumnya sudah ada bedug yang disimpan di Masjid Kasepuhan Cilongok, sehingga bedug kedua ini dikabarkan ingin ditempatkan satu masjid dengan bedug sebelumnya.
"Dilakukan tindakan pemusnahan karena tidak dilengkapi dokumen kesehatan dari negara asalnya. Media pembawa ini juga berpotensi membawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dari luar negeri yang dapat membahayakan masyarakat," kata Junaidi Selasa (21/12/2021).
Dalam pemusnahan ratusan hewan reptil dan unggas yang telah mati tersebut, seluruhnya dimasukkan ke dalam mesin incinerator di Instalasi Karantina Hewan Bandara Soetta.
Adapun hewan reptil dan unggas yang dimusnahkan tersebut, antara lain adalah, Ular Cando Pithon, Ular Pelangi, Ular Ball Pithon, Ular Pithon, Ular Pelangi, Kadal Borneo, Biawak Papua, Kura-Kura Indian Star, Kadal Panama, Beard Dragon, Landak dan Kadal Pasir Afrika, Tarantula, Kadal Duri Pasir, Kumbang Kelapa, Burung Murai dan 553 butir telur ayam tetas.
Junaidi menerangkan, bawah ratusan hewan reptil dan unggas yang dimusnahkan tersebut, berasal dari berbagi negara di dunia. Seluruhnya, dipastikan tidak dilengkapi dengan persyaratan dokumen yang lengkap sesuai aturan dan ketentuan berlaku.
"Berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Sri Lanka, Turki, UEA dan Qatar. Seluruhnya tidak dilengkapi dokumen seperti yang dipersyaratkan dalam UU Nomor 21 Tahun 2019," terang dia.
Koordinator Pengawasan dan Penindakan BBKP Bandara Soetta, Hari Yuwono mengungkpkan bahwa, selain reptil dan unggas, BBKP Bandara Soetta juga memusnahkan telur ayam tetas dan komunitas pertanian asal tumbuhan.
"Kami juga memusnahkan 35 kilogram buah delima asal Mesir dan 39 batang tanaman hias asal Amerika Serikat. Karena diduga mengandung organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang dapat mengancam sektor pertanian Indonesia," jelasnya
Kepala Badan Karantina Pertanian Soekarno - Hatta, Bambang menyebutkan kalau, kerugian akibat masuknya hama penyakit hewan dan tumbuhan ke Indonesia tidak hanya dalam hitungan komunitasnya, tetapi juga berpotensi mengakibatkan penurunan produksi petani dan membahayakan masyarakat.
"Ini sangat berbahaya, apalagi saat ini kita sedang menggalakkan peningkatan ekspor pertanian. Untuk itu, bagi para importir atau masyarakat agar memastikan komoditas tersebut sehat, aman dan memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari serta protokol impor negara kita," jelas dia.
Baca juga:
BBKSDA Sumut Gagalkan Perdagangan 5 Kg Sisik Trenggiling
Polisi Gagalkan Penangkapan Ratusan Ikan Hias di Berau
Nyamar Jadi Pembeli, Petugas KLHK Tangkap Penjual Kulit Harimau di Bener Meriah
Polisi Tangkap Penjual 583 Ekor Burung Dilindungi di Bukittinggi
BKSDA Sumsel Catat 38 Satwa Gagal Diselundupkan Mati, 11 Kena Flu Burung
Hendak Kirim Sisik Trenggiling, Dua Penjual di Jambi Disergap di SPBU