Reklamasi pantai di Batam diduga bermasalah
"Pejabat terkait saat ditelepon tiba-tiba mati handphone semua," ujar Ketua Komisi II DPRD Batam.
Reklamasi pantai yang dilakukan para perusahaan pengembang di Batam, Kepulauan Riau (Kepri) diduga bermasalah. Proses pembuatan pulau dilakukan secara tertutup.
"Semua tertutup, pihak-pihak terkait seperti sengaja menutupi proses dalam melakukan reklamasi," kata Ketua Komisi II DPRD Batam, Yudi Kurnain di Batam, Selasa (5/4).
Yudi mengaku merasa kewalahan ketika mencoba meminta jawaban ke instansi terkait.
"Pejabat terkait saat ditelepon tiba-tiba mati handphone semua," ujarnya.
Beberapa tahun terakhir, sejumlah pesisir pantai ditimbuni untuk pembangunan. Bahkan beberapa daerah pesisir yang ditimbun, sudah berdiri perumahan elit.
Pantauan merdeka pada, Senin (4/4), beberapa pegawai BPN datang ke lokasi reklamasi yang berada di samping Sumatera Convention Centre, Batam Centre. Kedatangan para pegawai BPN ini tidak sendiri. Terlihat, beberapa lelaki berbaju kemeja putih ikut mendampingi dan terlibat percakapan yang cukup serius.
Saat ingin dikonfirmasi, pegawai BPN yang diketahui bernama Efendi ini, dengan segera masuk mobil. Hanya sedikit kata yang terucap dari bibirnya.
"Tidak ada apa-apa kok, hanya lihat-lihat saja," ujarnya.
Saat ditanyai kembali kedatangan dia dan dua rekannya apakah terkait reklamasi pantai, dia enggan berkomentar banyak.
"Hanya lihat-lihat saja," katanya sambil menutup pintu mobil berwarna merah tersebut.
Seperti diketahui, baru-baru ini publik dihebohkan dengan penangkapan dugaan suap anggota DPRD DKI, M Sanusi yang dilakukan PT Agung Podomoro Land (APL) di Jakarta terkait raperda reklamasi. Presiden Direktur PT APL, Ariesman Widjaja kini sudah ditetapkan tersangka oleh KPK.