Rela hidup susah merawat cucu, Nenek Sati tolak dirawat panti jompo
"Nyuci baju, mandiin cucu nenek semua yang ngerjain," ucap Nek Sati.
Hidup sebatang kara tak membuat Nenek Sati (80) menyerah pada keadaan. Dia memilih menjalankan aktivitas seperti orang biasa, dan menolak menjadi penghuni panti sosial.
Dia memilih menghabiskan sisa hidunya bersama keceriaan dua cucu kembarnya di kontrakan mereka di Cipinan Muara, Jakarta Timur. Menurut Nek Sati, Lurah Cipinang Muara, Srihastuti, sebenarnya pernah menawarkan untuk dibawa ke panti sosial, tapi dia dengan tegas menolak.
"Kami sudah menyampaikan sama keluarga dan juga nenek, untuk ditaruh di panti sosial biar ada yang urus, tapi nenek justru tidak mau, dia mau tinggal di sini," kata Srihastuti, saat mengunjungi rumah Nenek Sati, Kamis (26/3).
Sri mengatakan, sejak ada pemberitahuan soal Nenek Sati yang ditelantarkan keluarganya sambil mengurus cucu, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi sebenarnya.
"Kemarin Pak Camat juga sudah datang, memeriksa kondisi cucu dan nenek ini. Karena terlihat kurang gizi, kami berencana merawat bayi kembar ini sampai sehat, nanti kalau sudah sehat kembalikan ke orangtuanya. Sementara Nenek Sati kami sarankan tinggal di panti sosial, dari pada tinggal di tempat seperti ini," ujar Sri.
Sri melanjutkan, untuk mengambil keputusan tersebut, nantinya pihak RT, RW dan kelurahan, akan memanggil anak-anak Nenek Sati yang juga ayah dari Ojan dan Oji, untuk membicarakan hal tersebut.
"Siang ini kita mau rapat sama keluarga, untuk merekomendasikan nenek di rawat di panti sosial. Biar bagaimana juga kan harus ada keputusan keluarga. Meskipun nenek enggak mau, tapi kan kasihan kalau tinggal di kontrakan seperti ini," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Sati yang sudah sepuh terpaksa harus mengurus cucu kembar yang ditelantarkan anak kandungnya. Nenek Sati yang sudah bungkuk, coba tetap semangat merawat dan memberikan perhatian pada cucunya. Nenek Sati masih sanggup mencuci pakaian, memasak air dan memandikannya cucunya.
"Nyuci baju, mandiin cucu nenek semua yang ngerjain. Anak-anak nenek mah udah pada berkeluarga semua. Jadi nenek tinggal sendiri, dan ngurus semua sendiri," ucapnya lirih.
Baca juga:
Kisah haru Nenek Sati rawat cucu kembar yang ditelantarkan orang tua
Meski miliki 7 anak, nenek Sati sebatang kara urus cucu kembar
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.