Resmikan Isolasi Terpusat, Gubernur Sumut Tambah 400 Tempat Tidur Pasien Covid-19
Penambahan tempat tidur ini bertujuan untuk menurunkan Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit dengan memperpendek masa rawatan pasien Covid-19.
Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi membuka secara resmi tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 di Asrama Haji Medan, Jalan AH Nasution, Kota Medan. Ada 400 tempat tidur yang disediakan untuk penanganan pasien Covid-19 secara gratis.
Penambahan tempat tidur ini bertujuan untuk menurunkan Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit dengan memperpendek masa rawatan pasien Covid-19. Pasien-pasien dengan gejala ringan atau dalam masa pemulihan setelah dirawat di rumah sakit bisa dipindahkan ke fasilitas isolasi terpusat Asrama Haji Medan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
“Jadi, pasien yang sudah bisa dipindahkan, akan kami pindahkan sehingga tidak berlama-lama di rumah sakit. Tempat perawatannya bisa digunakan saudara-saudara kita yang lain. Itu akan menghemat BOR,” kata Edy, Selasa (10/9).
Ada tiga blok di isolasi terpusat Asrama Haji Medan. Blok pertama untuk pasien yang dipindahkan dari rumah sakit rujukan Sumut. Blok kedua untuk hasil tracing. Sedangkan, blok tiga untuk hasil temuan operasi yustisi.
Dengan dibukanya Asrama Haji Medan sebagai tempat isolasi terpusat. Maka ada lima lokasi untuk isolasi terpusat yaitu Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Hotel Soechi, Kodam I/BB (khusus personel TNI) dan Polda (khusus personel Polda), totalnya ada 812 ruangan.
Kendati demikian, Edy berharap tidak ada lagi penambahan tempat isolasi atau rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19. Dia meminta agar masyarakat lebih disiplin protokol kesehatan (prokes) sehingga penyebaran Covid-19 di Sumut bisa menurun.
“Kami siapkan, saya ingin tidak tambah lagi atau malah kita kurangi. Diharapkan jumlah kasus sudah menurun signifikan. Untuk itu, tolong patuhi prokes, dan disiplin. Cuma itu pencegahan terbaiknya saat ini,” ujarnya.
Asrama Haji Medan tidak hanya menjadi tempat isolasi, di area ini juga tersedia fasilitas kesehatan dengan dokternya untuk memantau kesehatan pasien yang dirawat. Selain itu, Edy juga memastikan perawatan di Asrama Haji Medan tidak dipungut biaya.
“Makan kami sediakan. Ada perlengkapan kesehatan seperti obat, oksigen, dan lainnya. Semua diatur di sini, jadi jangan suka-suka, harus tertib,” ujarnya.
Sementara itu, pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumut,Aris Yudhariansyah, mengatakan ada tiga kriteria pasien Covid-19 yang di rawat di tempat isolasi terpusat Asrama Haji Medan. Pertama, adalah pasien rujukan dari rumah sakit atau puskesmas dengan status ringan atau pemulihan.
Lalu, Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri dan terkonfirmasi positif saat pulang serta orang yang tertangkap operasi yustisi dengan hasil tes swab antigen reaktif.
“Kami tidak menerima langsung, kalau WNI dari luar negeri hasil tes antigen-nya positif kita bawa ke sini (sembari) menunggu hasil PCR. Lalu, orang yang tertangkap melanggar prokes dan kemudian hasil swab antigen-nya reaktif kita bawa ke sini untuk dilakukan PCR," pungkasnya.
Baca juga:
Moeldoko: Perang Melawan Covid-19 Merupakan Ikhtiar Bersama
Data Covid-19 Tak Sinkron, Gibran Kirim Utusan ke Pemprov Jateng
Strategi Pemkot Medan Turunkan Level PPKM, Fokuskan Penyekatan di 5 Kecamatan Ini
Airlangga Dorong RI Bisa Produksi Vaksin Mandiri Imbas Persaingan Dagang Global
Covid-19 di Asia Tenggara, Ini Posisi Indonesia Dibanding Negara Tetangga