Ridwan Kamil Ajak Bupati Walikota Manfaatkan Teknologi Digital
Pria yang akrab disapa Emil ini menyatakan konsep besar dari pemanfaatan teknologi itu sudah dituangkan dalam West Java Digital Province. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) ini bisa menekan potensi kecurangan oleh pejabat.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut pemanfaatan digitalisasi dalam tata Kelola pemerintah harus diakselerasi oleh para bupati wali kota. Hal itu pun mendapat dukungan dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan karena bisa menekan potensi korupsi.
Hal itu disampaikan saat ia memberikan sambutan dalam West Java Digital Services International Festival 2022 di Balairung Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (22/12).
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Apa yang dikatakan Ridwan Kamil terkait Ketua Tim Sukses? Sebelumnya, bakal calon gubernur (cagub) Jakarta Ridwan Kamil (RK) akan mengumumkan ketua Tim Sukses (Timses) Pemenangan RIDO alias Ridwan-Suswono dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan Ridwan Kamil usai melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) di kediaman Jalan Brawijaya Raya, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024)."(Ketua timses) sehari dua hari pasti saya kabari," kata RK kepada wartawan di Jakarta.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Siapa saja yang Ridwan Kamil ajak mencoblos? Alhamdulillah saya dan istri dan ibu mertua sudah mencoblos melaksanakan kewajiban warga negara untuk mencoblos lima urusan satu pilpres, dua DPD, DPR RI provinsi dan DPRD kota
-
Siapa yang memberikan wejangan kepada Ridwan Kamil? Dalam pertemuan itu, Foke mengaku telah memberikan sejumlah wejangan kepada mantan Gubernur Jawa Barat tersebut.
Pria yang akrab disapa Emil ini menyatakan konsep besar dari pemanfaatan teknologi itu sudah dituangkan dalam West Java Digital Province. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) ini bisa menekan potensi kecurangan oleh pejabat.
Contoh konkretnya, ia menerapkan system meritokrasi, dimana penilaian kinerja dilakukan setiap hari. Ini berlaku untuk atasan, bawahan maupun kolega.
“Jawa Barat provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia 50 juta jiwa, yang mana 50 juta jiwa ini semua kehidupannya sedang kami digitalisasi dengan konsep West Java Digital Province," ujar Ridwan Kamil melalui siaran pers yang diterima.
"Ada dua kepala daerah kami ditangkap KPK dengan jual beli jabatan. Kami berantas dengan aplikasi sistem meritokrasi. Setiap hari dinilai oleh kolega, atasan, dan bawahan," jelasnya.
Kemudian, Provinsi Jawa Barat sudah mengeluarkan aplikasi bernama Sapawarga yang menghubungkan komunikasi gubernur dengan para ketua RW se-Jabar. Pada perjalanannya, aplikasi ini bertransformasi menjadi Jabar SuperApps.
Di dalam aplikasi tersebut, tidak hanya sebagai wadah interaksi antara pemerintah dan masyarakat, namun layanan lainnya bisa dilakukan di sana. Dia berharap, hal tersebut bisa menjadi pelecut kepala daerah membuat inovasi sehingga aspek digital bisa dimanfaatkan, khususnya dalam hal pelayanan.
"Aplikasi yang bisa menghubungkan gubernur dengan RW yang jumlahnya 50-ribuan. Inilah contoh memberantas korupsi mempercepat kemanusiaan melalui aspek digital," ungkapnya.
Mantan Wali Kota Bandung ini mencontohkan perkembangan teknologi. Dari mulai yang sifatnya sederhana hingga yang rumit. Di antaranya adalah teknologi artificial intelligence (AI).
"Naskah pidato saya ini tidak ditulis oleh manusia, naskah dibuat pagi tadi oleh mesin yang namanya AI. Sekarang disrupsi digital bisa membantu kepala daerah dan bupati ketika pidato melalui AI ChatGPT. Silakan manfaat teknologi digital ini," jelas dia.
Pernyataan ini ditanggapi oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menyebut digitalisasi dalam lingkungan pemerintahan merupakan mimpi besar Indonesia, karena bisa menekan pejabat terkena operasi tangkap tangan (OTT) korupsi.
"Sekarang sudah banyak mulai berkembang jadi kalau saya katakan kita berharap ke depan makin kecil yang OTT karena semua terekam digital," ujar Luhut.
"Jadi jangan sok bersih kita semua punya sifat nakal, tapi makanya ada agama ada peraturan segala macam. Sekarang Pak Gubernur sudah membuat sistem digitalisasi sudah bagus AI. Beliau memberi contoh, hanya bicara satu kata saja terus bikin pidatonya sudah ada mesin," tutupnya.
(mdk/fik)