Rinelda, sekretaris Dewie Limpo kembali diperiksa KPK
Padahal, di jadwal pemeriksaan tidak ada nama Rinelda Bandaso.
Sekretaris pribadi Dewie Yasin Limpo Rinelda Bandaso, datang ke gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal hari ini dia tidak ada jadwal pemeriksaan. Kepala biro humas KPK pun belum memberi keterangan perihal alasan apa Rinelda mendatangi gedung KPK.
Saat keluar dari gedung KPK sekitar pukul 15.45 WIB, Jumat (20/11) awak media menanyakan perihal bagaimana Kepala Dinas ESDM Kabupaten Deiyai Papua, Irenius Adi bisa bertemu dengan Dewie Yasin Limpo, dia tetap bungkam. Namun dia membenarkan bahwa Irenius Adi mendatangi kantor Dewie Yasin Limpo yang merupakan anggota komisi VII DPR RI.
"Apa benar Irenius mengunjungi kantor Bu Dewie di Komisi VII?"
Rinelda hanya menjawab "Iya."
Selebihnya Rinelda bergegas melangkah memasuki mobil.
Seperti yang sudah diberitakan, kadis ESDM Deiyai Papua, Irenius Adi mengajukan proposal untuk proyek Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) ke Dewie Yasin Limpo untuk diajukan ke menteri ESDM, Sudirman Said pada rapat komisi VII dengan kementerian ESDM.
Sudirman membenarkan mantan politisi Partai Hanura itu memang pernah mengajukan proyek PLTMH di komisi VII DPR. "Pernah mengajukan proyeknya ke Komisi VII DPR," Ujar Sudirman saat diperiksa oleh KPK sebagai saksi atas tersangka Dewie Yasin Limpo, Jum'at (13/11).
Namun proposal tersebut ditolak lantaran persyaratan ataupun adminstrasi yang tidak mencukupi.
"Karena administrasi tidak mencukupi, proposal itu ditolak," ujarnya.
Rinelda bersama dua orang pengusaha lainnya ditangkap oleh KPK pada tanggal 21 Oktober disalah satu rumah makan kawasan Kelapa Gading sekitar pukul 17.45 WIB. Penangkapan itu sqatu hari setelah tertangkap tangannya tersangka Dewie Yasin Limpo di bandara Soekarno-Hatta, Selasa malam, 20 Oktober 2015.
Dewie dicokok penyidik KPK atas dugaan telah menerima suap sebesar 177.700 dolar Singapura atau sekitar Rp 1,7 miliar terkait proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Papua, tahun anggaran 2016.
Sejauh ini, KPK telah menetapkan 3 tersangka penerima suap yakni, Dewie Yasin Limpo, staf Dewie, yakni Bambang Wahyu Hadi, dan sekretaris pribadi Dewie bernama Rinelda Bandaso.