Risma Gelar Doa Bersama Peringati Satu Tahun Bom Bunuh Diri di Gereja
Sementara Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho mengingatkan, bahwa saat terjadi ledakan, ketakutan tidak hanya pada masyarakat, tapi seluruh lapisan. "Sebab korban juga terjadi dari pihak aparat. Makanya hari ini kita refleksikan bersama tokoh lintas agama," terang Sandi.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan sejumlah tokoh lintas agama, menggelar doa bersama di depan pintu gerbang Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan, atau lokasi bom bunuh diri.
Hari ini, Selasa (14/5), tepat satu tahun tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya. Sehari sebelumnya, para pelaku teror bom bunuh diri juga meledakkan sejumlah gereja di Kota Pahlawan ini.
-
Siapa pasangan calon gubernur Tri Rismaharini? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa saja yang menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Dalam kegiatan itu, tertangkap kamera Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurrahman dan Mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto mengandeng tangan Panglima ke-9 ABRI.
-
Kapan Tritura terjadi? Peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 1966, selama pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Sukarno.
-
Kapan Tri Heriyanto memulai budidaya talas pratama? Empat tahun sudah Tri Heriyanto menjalankan budidaya talas pratama pada sebuah lahan yang berlokasi di Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Bagaimana cara Tri Rismaharini menyampaikan niat pengunduran dirinya kepada Presiden Jokowi? Risma mengaku dia harus bertemu Jokowi untuk menyampaikan langsung niat pengunduran diri ini.
"Hari ini kita berdoa bersama, semoga ini tidak terjadi lagi. Kita ini dibangun dan diperjuangkan dengan tumpah darah, jangan kotori lagi," kata Risma.
Wali kota asal PDIP ini menegaskan, gelar do’a bersama Selasa sore ini, sebagai bentuk refleksi atas peristiwa yang terjadi setahun lalu. "Ayo jogo Suroboyo," ajak Risma untuk mengantisipasi kejadian serupa kembali terjadi.
Sementara Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho mengingatkan, bahwa saat terjadi ledakan, ketakutan tidak hanya pada masyarakat, tapi seluruh lapisan. "Sebab korban juga terjadi dari pihak aparat. Makanya hari ini kita refleksikan bersama tokoh lintas agama," terang Sandi.
Menurut perwira tiga melati di pundak ini, para tokoh agama dan masyarakat yang hadir dalam gear do’a bersama, menjadi ‘nafas’ bagi Kota Pahlawan untuk tetap menjaga toleransi, dan aksi-aksi radikal serta terorisme.
"Sekarang kita harus komitmen, semuanya, tidak hanya aparat. Tapi lapisan dan elemen masyarakat, kita jaga Surabaya, ayo jogo Suroboyo!" tegas Sandi.
Seperti diketahui, setahun lalu, tepatnya Minggu, tanggal 13 Mei 2018 sekitar pukul 06.30 WIB, serangkaian bom bunuh diri terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya.
Selang 30 menit berikutnya, ledakan bom bunuh diri kembali terjadi di depan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Kemudian ledakan ketiga terjadi di area parkir Gereja Kristen Indonesia (GKI), Jalan Diponegoro.
Minggu malam sekitar pukul 20.30 WIB, bom juga meledak di Rusunawa Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Selanjutnya, keesokan harinya, Senin, tanggal 14 Mei 2018, giliran Mapolrestabes Surabaya yang diledakkan pelaku.
Baca juga:
Mengenang Setahun Tragedi Bom di Surabaya
Korban Bom Surabaya akan Dapat Kompensasi Rp 1,18 Miliar
5 Peristiwa Paling Besar Sepanjang 2018
Potret Peristiwa Menghebohkan di Indonesia Sepanjang 2018
23 Tersangka teroris di Jatim diboyong ke Jakarta
Napi teroris bom Surabaya meninggal di Lapas Nusakambangan