Risma siap danai kepulangan enam warganya di Turki

Risma juga mengaku perlu koordinasi dengan Pemerintahan Indonesia dan Turki terlebih dulu.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengaku bisa secepat mungkin memulangkan enam warganya yang ditangkap polisi Turki. Bahkan, pihaknya siap mengeluarkan biaya untuk kepulangan mereka.

"Kalau memang bisa dipulangkan, saya yang akan memulangkan. Saya yakin bisa mempengaruhi mereka agar bisa pulang. Kalau soal ada paspor yang dicekal, itu bukan wewenang saya. Bukan saya yang berhak ngomong," tegas Risma meyakinkan, Kamis (12/3).

Untuk memudahkan kepulangan enam warganya itu, Risma juga mengaku perlu koordinasi dengan Pemerintahan Indonesia dan Turki terlebih dulu.

Sebab, kata Risma, jika terdapat pelanggaran, Pemkot Surabaya tidak memiliki kewenangan untuk memulangkan enam warganya itu.

"Untuk urusan pelanggaran, apakah benar atau tidak, yang membuat mereka bisa pulang atau tidak bukan kewenangan Pemkot (Surabaya)," tegas wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini.

Tetapi, lanjut dia, jika bisa dipulangkan, dia sendiri yang akan menunggu keenam warganya itu di Surabaya. "Kalau terkendala masalah biaya, kita berjanji akan membiayai kepulangan mereka," janjinya.

Selain itu, jika setelah keenam warganya itu tiba di Surabaya, dia berharap tidak ada sanksi sosial, terkait isu bergabungnya mereka dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suria (ISIS). "Saya sendiri yang akan melakukan pendampingan," tegasnya.

Seperti diberitakan, sejak dikabarkan memisahkan diri dengan rombongannya dan dikabarkan menghilang di Turki, 16 WNI, yang enam di antaranya warga Surabaya, dikabarkan telah diketemukan.

Mereka ditangkap oleh polisi saat hendak menyeberang ke Suria. Saat ini, mereka berada di penampungan.

Enam warga Surabaya yang diketahui tinggal di Jalan Kedung Sroko itu adalah satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan empat anak. Mereka adalah Jusman Ary (bapak), Ulin Isnuri (ibu) dan empat anaknya yaitu Humaira Hafshah, Urayna Afra, Aura Kordova dan Dayyan Akhtar.