Rumah pinggiran rel di Medan digusur, warga tak berdaya
PT KAI menggusur tiap rumah di pinggiran rel kawasan Jalan Gaharu, Glugur, hingga Pulo Brayan, Medan, Selasa (23/11). Meski sempat melakukan perlawanan, ratusan warga tak berdaya saat alat berat merubuhkan kediaman mereka.
PT KAI menggusur tiap rumah di pinggiran rel kawasan Jalan Gaharu, Glugur, hingga Pulo Brayan, Medan, Selasa (23/11). Meski sempat melakukan perlawanan, ratusan warga tak berdaya saat alat berat merubuhkan kediaman mereka.
Warga kalah jumlah dengan petugas yang diturunkan. Seribu lebih personel gabungan dari Kepolisian, Polisi Khusus Kereta Api, Satpol PP dan TNI dikerahkan untuk mengamankan penggusuran itu.
"Yang diturunkan dalam penggusuran ini berjumlah 1.753 personel gabungan," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di lokasi penggusuran, Rabu (23/11).
Sebelumnya, ratusan warga menyatakan tetap menolak penggusuran. Mereka sempat melakukan aksi dengan duduk di rel.
Para warga menolak pindah dengan alasan tuntutan mereka belum dipenuhi PT KAI. "Belum ada titik temu terkait penyelesaian masalah ganti rugi. Logikanya sajalah, uang ganti rugi Rp 1,5 juta itu tidak manusiawi," kata Hotman Manalu, Ketua Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel.
Warga pun telah mengadu ke DRPD Sumut. Anggota Dewan meminta agar penggusuran disertai solusi. "Tapi nyatanya sekarang kami mau digusur," ujarnya.
Namun, warga tak berdaya saat eskavator dikerahkan. Sejumlah perempuan sempat mencoba menghalangi gerak alat berat itu, namun mereka tak mampu melawan petugas yang mengamankan penggusuran.
Satu per satu rumah warga dirubuhkan dengan alat berat. Penggusuran terus berlangsung, meski hujan deras mengguyur wilayah Medan sekitarnya.