Rumah Rusak Disapu Banjir, Nenek Adriana Sedih Dengar Kabar akan Dipulangkan
Informasi pemulangan atas kebijakan pemerintah daerah, setelah masyarakat mengungsi di posko darurat satu minggu terakhir.
Seorang nenek di posko pengungsian tak kuasa menahan tangis, saat mendengar kabar akan dipulangkan kembali rumah mereka masing-masing.
Nenek Adriana menangis karena rumahnya mengalami kerusakan parah, setelah diterjang banjir bandang di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, 4 April lalu.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Kapan banjir terjadi di Kota Padang? Hujan deras melanda sebagian besar kawasan Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa saja yang menjadi dampak dari banjir bandang di Sumatera Barat? Bencana itu telah menelan korban jiwa sebanyak 67 warganya. Ribuan orang mengungsi. Sejumlah ruas jalan, termasuk jalan, nasional juga masih terputus akibat kejadian itu.
Informasi pemulangan atas kebijakan pemerintah daerah, setelah masyarakat mengungsi di posko darurat satu minggu terakhir.
“Saya mau tidur di mana? Sedangkan rumah sudah tidak ada karena disapu banjir,” Kata Nenek Adriana di kamp pengungsian gereja paroki Betun, Senin (10/4).
Hal yang sama dirasakan salah seorang warga lainnya yang tak mau namanya diberitakan. Ia mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah daerah memulangkan warga. Pasalnya, hingga kini rumah warga yang rusak terdampak banjir bandang dan siklon tropis seroja belum dibangun.
“Pemda Malaka seharusnya mendata rumah-rumah warga yang masih penuh dengan endapan lumpur banjir. Setelah itu bisa meminta bantuan anggota TNI/Polri untuk membersihkan terlebih dahulu, supaya saat pemulangan nanti kami bisa huni rumah itu. Tapi cara pemulangannya seperti ini cukup menyulitkan kami,” Protesnya.
Selain itu, warga juga mulai kesulitan mendapatkan air bersih, karena sumur di rumah mereka tertutup endapan lumpur. Untuk minum, mereka masih bertahan dengan air mineral bantuan dari pemerintah. Namun, untuk kebutuhan cuci dan mandi, warga terpaksa menggunakan air kotor yang masih dipenuhi lumpur.
Menurut Umar Nahak, Pemda Malaka seharusnya memikirkan kebutuhan dasar warga korban bencana, sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Satu fiber air pun tidak disediakan di kampung kami. Terpaksa kami konsumsi air keruh,” Ungkapnya.
Pemda Malaka diminta segera turunkan eskavator untuk mengeruk sisa endapan lumpur banjir yang menumpuk di rumah warga.
“Saya dan keluarga tidak bisa tidur walau kita sudah bersihkan dalam rumah, karena seisi rumah terbawa arus banjir bandang. Kami terpaksa nginap sementara di keluarga. Warga yang bertahan di rumahnya, mereka hanya bisa tidur di atas tanggul,” Jelas Umar.
Ia mengatakan, selain kerusakan rumah lahan jagung pun tak terselamatkan. “Kami kesulitan untuk mencari makan di tengah kondisi seperti ini. Harapan kami satu-satunya adalah pemerintah. Semoga pemerintah bisa peka, jika tidak kami bisa mati kelaparan,” Tutupnya.
Untuk diketahui, korban jiwa dalam badai siklon tropis di Kabupaten Malaka sebanyak tujuh orang dengan total warga yang mengungsi sebanyak 5.634 jiwa.
Baca juga:
TNI AL Kerahkan 5 KRI Bantu Penanganan Bencana Alam di NTT
Viral Foto Istri Bupati Sumba Timur Terjang Lumpur Demi Bantu Korban Bencana
Dukcapil Ganti 7.925 Dokumen Warga Terdampak Bencana di NTT
Telkomsel Fokuskan Pemulihan Jaringan dan Layanan di NTT
Data Korban Bencana di NTT: 177 Orang Meninggal, 45 Orang Hilang