Rusmina geram dan teriak kencang lihat kelakuan politikus korup
"Saya kecewa. Dulu tidak ada korupsi. Orang dulu susah perang, sekarang malah habisi uang rakyat!" cetus Rusmina.
Di panti jompo sejak 2009 lalu menjadi hidup Rusmina (99) sedikit berubah. Dari sanalah, pengalaman hidupnya sebagai pejuang kemerdekaan baru diketahui.
Nenek Rusmina mengatakan, sebelum tinggal di panti, dirinya berjualan kemplang di Pasar Cinde Palembang. Tak jarang berkeliling di kantor-kantor pemerintahan setempat.
Namun, selama itu dirinya tidak pernah mengaku pernah ikut dalam peperangan mengusir penjajah. Dia sadar, tidak mungkin orang percaya begitu saja pengakuannya hanya dengan celotehan belaka.
Suatu saat atau beberapa bulan sejak tinggal di panti, Rusmina bersama penghuni panti menonton berita korupsi di televisi yang tengah hangat kala itu, yakni terungkapnya kasus korupsi wisma atlet Hambalang yang melibatkan eks bendahara Partai Demokrat, Nazarudin.
Geram dengan kelakuan politikus korup, Rusmina geram dan teriak kencang. Rusmina mengoceh sendirian, menyesali kondisi bangsa saat ini. Para penghuni yang sedang khusyuk menonton TV, kaget dengan ulah Rusmina.
"Saya kecewa. Dulu tidak ada korupsi, mau jadi tentara mudah. Orang dulu susah perang, sekarang malah habisi uang rakyat," kata dia.
Rusmina pun dipeluk teman-teman sesama penghuni dan petugas panti. Untuk meyakinkan, Rusmina diminta banyak pihak menjelaskan secara rinci asal usul dan pengetahuannya tentang perjuangan.
"Sejak itu, saya diajak ke sekolah-sekolah. Pejabat juga panggil saya. Orang baru percaya," ujarnya.
Sambil meneteskan air mata, Rusmina meminta pemimpin Indonesia memiliki jiwa yang tulus membangun bangsa tanpa pamrih dan kepentingan pribadi. Dia berharap kembali muncul sosok Presiden Soekarno.
"Pak Karno itu luar biasa, itu baru pemimpin, tegas, berwibawa. Sekarang udah lewat semua. Banyak korupsinya," pungkasnya.