Sambut Pemudik, Pemkot Solo Gelar Opera Kolosal "Sinta Obong"
Pertunjukan seni tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Karena tujuannya untuk memberikan hiburan kepada pemudik yang sudah lama tidak pernah nonton wayang orang. Harapannya semakin lama generasi muda akan mencintai keseniannya sendiri.
Menyambut pemudik sekaligus memeriahkan Lebaran 2019, Pemerintah Kota Solo akan menggelar opera kolosal berjudul "Sinta Obong". Pentas budaya tersebut akan dihelat 3 hari berturut-turut usai Idul Fitri 1440 H, yakni tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2019.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan pertunjukan tersebut sebagai salah satu cara untuk melestarikan seni dan budaya Bangsa Indonesia. Kegiatan yang dikemas dalam acara "Bakdan Neng Sala Nonton Opera Ramayana dan Bazar 2019" tersebut akan diselenggarakan di Benteng Vastenburg mulai dari pukul 17.00 WIB hingga selesai.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Dimana Sosis Solo Mbah Bedug dijual? Tak jauh dari Alun-Alun Pengging yang berada di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah kuliner legendaris.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Apa cita-cita Teuku Mohammad Hadi Thayeb saat muda? Ia sedari kecil sudah memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Niatnya semakin bulat ketika dirinya mendaftark di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia setelah lulus dari sekolah HBS.
-
Di mana Fuad Muhammad Syarifuddin dibunuh? Udin dianiaya hingga tewas di depan rumah kontrakannya pada 13 Agustus 1996 silam usai diduga memberitakan adanya korupsi di Bantul, Yogyakarta.
"Kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk melestarikan seni dan budaya Bangsa Indonesia," ujar Rudyatmo, Selasa (28/5).
Rudy, sapaan akrab Wali Kota menyampaikan, pertunjukan seni tersebut tidak dipungut biaya alias gratis. Karena tujuannya untuk memberikan hiburan kepada pemudik yang sudah lama tidak pernah nonton wayang orang. Harapannya semakin lama generasi muda akan mencintai keseniannya sendiri.
"Ke depan semoga ada payung hukumnya, siapapun wali kotanya, acara ini dapat terus terealisasi. Target kita nanti ada 15.000 penonton," katanya.
Komposer opera Dedek Wahyudi menyampaikan, yang membedakan pertunjukan kali ini dengan tahun lalu adalah musik dan naskah dibuat berbeda.
"Untuk musik akan lebih luar biasa daripada yang kemarin-kemarin. Kali ini kami tunjukkan kepada masyarakat bahwa gamelan punya kekuatan luar biasa untuk digarap dan digali," jelasnya.
Menurut dia, jika digarap secara maksimal, gamelan tidak kalah dengan musik yang lain, terutama jika menyentuh kalangan milenial.
Dalam pertunjukan nanti, lanjut dia, akan ada perpaduan orkestra barat dengan gamelan.
"Warna semacam ini tidak mungkin dilakukan oleh orang luar yang punya dasar gamelan. Itu yang membedakan dari yang lalu," katanya.
Sementara itu, penulis naskah Blacius Subono menuturkan, pada cerita tersebut setiap lakon akan digarap secara maksimal. Dintaranya Kumbokarno, Rama, Rahwana, dan Sinta.
"Akan ada penajaman garapan dalam mengolah setiap tokohnya. Seperti contohnya, Rahwana punya kesetiaan yang bukan hanya berbentuk cinta antara pria dan wanita tetapi cinta yang dikorbankan sebagai bentuk kesetiaannya kepada bangsa," pungkas dia.
Baca juga:
Akses ke Gambir Macet Imbas Penutupan Jalan, 12 Kereta Api Berhenti di Jatinegara
Persiapan Pertamina Penuhi Kebutuhan BBM Saat Mudik
Beli BBM Non Subsidi Saat Mudik Bakal Dapat Cashback 30 Persen, Ini Syaratnya
Bus Akan Disediakan Jalur Khusus Saat Mudik Lebaran
Puluhan Mobil Daihatsu 'Legendaris' Ceriakan Daihatsu Sahabat Mudik 2019
Pemprov Jabar Sambut 3,7 Juta Pemudik, Siagakan Tim SAR di Daerah Rawan Bencana
Ada 50 Titik Kemacetan di Jawa Barat Saat Mudik Lebaran 2019