Sambutan Perdana di Kemendikbud, Nadiem Makarim Bilang 'Panggil Mas Saja'
Setelah itu, ia membahas program 100 hari pertamanya. Nadiem mengaku tidak mempunyai rencana khusus dalam 100 hari pertama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar serah terima jabatan dari Muhajir Effendi ke Nadiem Makarim. Dalam sambutannya, Nadiem yang merupakan menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju meminta seluruh staf Kemendikbud agar memanggilnya dengan sebutan 'mas' bukan 'bapak'.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan perdana di kantor barunya.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan para ketua umum partai di koalisi Indonesia Maju? Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Surya Paloh mengenai jatah menteri di kabinet? "Saya kira Pak Prabowo pasti sudah punya rumusan sendiri yang itu sudah rumusan, itu sudah muncul pembicaraan antara ketua umum partai politik terutama yang di Koalisi Indonesia Maju," kata Doli, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/4).
-
Kapan Jokowi memanggil dua menteri PKB tersebut? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Saya suka ditanya apa rencana 100 hari Pak Nadiem. Saya bilang jangan panggil 'Pak Nadiem', panggil 'mas' saja," ujar Nadiem yang disambut tepuk tangan hadirin, Rabu (23/10).
Setelah itu, ia membahas program 100 hari pertamanya. Nadiem mengaku tidak mempunyai rencana khusus dalam 100 hari pertama.
100 Hari Pertama, Saya Duduk dan Mendengar
"Rencana saya 100 hari untuk duduk dan mendengar berbicara dengan para pakar yang telah berdampak pada pendidikan. Selama 100 hari akan belajar untuk murid-murid Indonesia," tutur pria lulusan Harvard Business School University ini.
"Saya di sini bukan untuk jadi guru, tapi jadi murid. Saya mulai dari nol, saya akan belajar sebanyak banyaknya."
Kemudian, Nadiem meminta bantuan dan kerja sama dari para eselon 1 di bawahnya dan meminta mereka bersabar.
"Saya mohon 1 hal bagi Dirjen dan tim saya, mohon sabar dengan saya walaupun bukan latar pendidikan. Tapi saya murid yang cukup baik. Kalau ada 1 tema yang akan saya gong kan satu prinsip adalah gotong royong itu bagian dari adat kita, itu adalah satu value yang akan saya bawa dalam semua aktivitas," ujarnya.
Tidak lupa Nadiem mengucapkan terima kasih kepada Muhajir Effendi dan meminta izin bersedia jika dimintai saran.
"Terima kasih sebesar besarnya pak Muhadjir, terima kasih atas jasa anda mohon gapapa kalau saya ganggu terus karena saya butuh mentor untuk jadi pemimpin lebih baik," ucap pria berusia 35 tahun yang juga lulusan Brown University, Amerika Serikat ini.
(mdk/rhm)